Mohon tunggu...
Said Mustafa Husin
Said Mustafa Husin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance, pemerhati kebijakan dan wacana sosial, penulis profil tokoh dan daerah, environmental activists.

Freelance, pemerhati kebijakan dan wacana sosial, penulis profil tokoh dan daerah, environmental activists.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Gajah, Si Bongsor yang Tersekap di Ruang Sempit Bukit Tiga Puluh dan Teso Nilo

16 Agustus 2021   09:37 Diperbarui: 22 Agustus 2021   09:15 989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (Dokpri)

Namun bukan berarti kawanan gajah betah di kawasan ini. Ruang yang sempit untuk ukuran jalur jelajah gajah yang luas telah memicu berbagai masalah. Kawanan gajah keluar dari kawasan TNTN lalu masuk ke perkebunan warga.

Kepala Balai Taman Nasional Teso Nilo, Heru Sutmantoro membeberkan berdasarkan SK Penetapan Menhut Nomor 6588/Menhut-VII/KUH/2014, luas Taman Nasional Teso Nilo 81.793 hektar.

Sementara, hutan primer TNTN yang kini tersisa hanya sekitar 14.000 hektar saja. Inilah yang menjadi zona inti. Selebihnya atau sekitar 67.000 hektar lebih kawasan TNTN merupakan lahan perkebunan warga dan korporasi.

Bahkan dalam kawasan TNTN ini juga ditemukan kawasan pemukiman warga. Ini tentu sangat dilematis. Pasalnya kata Sutmantoro keberadaan lahan perkebunan dan pemukiman warga ini lebih dulu dari penetapan kawasan TNTN

Gajah jinak Teso Nilo (foto Istimewa)
Gajah jinak Teso Nilo (foto Istimewa)

Sempitnya ruang jelajah gajah di kawasan TNTN membuat kawanan satwa bongsor ini berkeliaran keluar dari zona inti. Kawanan gajah berkeliaran di lahan perkebunan warga atau lahan korporasi yang masih berada di dalam kawasan TNTN.

Kondisi menjadi buruk, ketika salah satu korporasi mengganti tanamannya dengan eucalyptus, kawanan gajah semakin tersiksa. Kawanan hewan bongsor ini tak tahan dengan aroma pohon eucalyptus, akhirnya berkeliaran keluar kawasan TNTN

Beberapa bulan lalu, kawanan gajah TNTN berkeliaran di perkebunan warga Inuman, Kabupaten Kuantan Singingi. Warga melakukan penghalauan, namun malang hewan bertubuh gempal ini melawan dan menghempaskan warga ke tanah dengan belalainya

Mahot atau Pelatih atau sering juga disebut Pawang Gajah Teso Nilo, Erwin Daulay membenarkan kejadian itu. Kala itu, katanya Tim Elephant Flying Squad TNTN turun ke Inuman membantu warga melakukan penghalauan kemudian melakukan penggiringan menggunakan gajah jinak.

Tim Elephant Flying Squad TNTN memiliki 9 ekor gajah jinak yang sudah terlatih dan sering dipertontonkan kepada pengunjung Teso Nilo. Gajah jinak ini ditemukan dalam rentang 1990 -- 1998.

Untuk lebih akrab dengan Mahot atau pelatih, gajah-gajah jinak di TNTN ini diberi nama mirip  nama manusia seprti Lisa, Rahman, Indro dan nama lainnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun