Mohon tunggu...
Said Mustafa Husin
Said Mustafa Husin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance, pemerhati kebijakan dan wacana sosial, penulis profil tokoh dan daerah, environmental activists.

Freelance, pemerhati kebijakan dan wacana sosial, penulis profil tokoh dan daerah, environmental activists.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Gajah, Si Bongsor yang Tersekap di Ruang Sempit Bukit Tiga Puluh dan Teso Nilo

16 Agustus 2021   09:37 Diperbarui: 22 Agustus 2021   09:15 989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gajah jinak dipertonotonkan kepada pengunjung Teso Nilo (foto dokpri)

" Jika nanti teman-teman dikejar gajah harus lari ke perbukitan," pesan Fifin sambil bercanda di puncak Bukit Granit.

Kawasan TNBT Resort Talang Lakat memang didominasi perbukitan dengan kemiringan yang tajam. Sebagian anggota tim ekspedisi sempat mendaki Bukit Lancang lalu menyusuri Bukit Muntah dan Bukit Tengkorak

Sepanjang perjalanan tidak ditemukan indikasi bahwa kawasan perbukitan ini pernah ditempuh kawanan gajah. Di puncak bukit, pohonan tumbuh subur tanpa terusik. Bahkan di puncak bukit tumbuh pohon Marsawa (anisoptera marginate korth) dengan ukuran banir 12 pelukan orang dewasa

pohon Marsawa (anisoptera marginate korth) Dokpri
pohon Marsawa (anisoptera marginate korth) Dokpri

Sebenarnya, selain kontur perbukitan, masih ada alasan lain sehingga kawasan Resort Talang Lakat dan kawasan sekitarnya sangat jarang didatangi kawanan gajah. Ini berkaitan dengan aktivitas penambangan di Resort Talang Lakat

Dulu, sebelum diterbitkan SK Penunjukan kawasan TNBT menjadi taman nasional pada tahun 1995, Resort Talang Lakat ini dieksploitasi oleh perusahaan pertambangan batuan granit

Hampir setiap hari di kawasan ini terdengar deru suara mesin bor batu kemudian disusul ledakan keras bahan peledak untuk memecahkan batuan granit, sehingga kawanan gajah enggan memasuki kawasan ini.

Bangunan bekas gudang penyimpanan bahan peledak masih berdiri sekitar 700 meter di belakang Camp Granit. Ada bekas jalan mobil menuju gudang. Kini jalan itu sudah ditutupi pepohonan. Untuk menuju gudang, tim ekspedisi terpaksa lewat jalan setapak

Bekas gudang penyimpanan bahan peledak yang disebut juga Gudang Granit itu kini sudah diselimuti semak belukar. Di dalam bangunan dipenuhi sarang tawon. Tidak ada tanda-tanda bahwa kawasan di sekitar gudang itu pernah didatangi kawanan gajah

Lantas bagaimana dengan konflik gajah manusia di TNBT seperti dirilis Frankfurt Zoological Society (FZS). Organisasi konservasi internasional yang ikut terjun di TNBT ini memaparkan, pada tahun 2018 saja terjadi 346 konflik gajah dan manusia di TNBT

Akibatnya 9.161 pohon karet dan sawit tumbang. Selain itu tercatat 2.475 batang tanaman lain yang rusak. Belum lagi puluhan gubuk petani yang diobrak-abrik hingga rata dengan tanah. Dalam konflik ini seekor gajah Sumatera tewas terbunuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun