Kendati Government Shutdown ini hanya menghentikan sebagian operasional kantor pelayanan pemerintah, namun bisa dipastikan government shutdown ikut berdampak pada sektor swasta. Bahkan bisa mengganggu kekuatan ekonomi, Pasalnya bank, sekali pun tidak dikendalikan pemerintah, tapi tidak bisa mengakses informasi yang dibutuhkan.
Pencairan pembayaran dari sumber pemerintah kepada warga negara untuk keuntungan veteran atau asuransi pengangguran terancam dihentikan. Efek Govement Shutdown ini bisa berdampak pada seluruh sektor bisnis, termasuk diantaranya perusahaan yang melakukan bisnis tidak langsung dengan pemerintah.
Hotel, restoran, dan layanan perhotelan lainnya yang melayani pengunjung ke taman nasional dan monumen akan kehilangan bisnis penting selama penerapan goverment shutdown. Inilah yang membuat kerugian ekonomi senilai USD 24 miliar selama dua pekan penerapan government shutdown dalam pemerintahan Obama, Oktober 2013.
Di era pemerintahan Obama, selama dua pekan lebih, 1-17 Oktober 2013, pemerintah federal melakukan penghentian dan membatasi sebagian besar operasional rutin. Penghentian dan pembatasan ini dilakukan sampai disetujui undang-undang yang mengatur dana untuk tahun fiskal mendatang. Kala itu, untung saja RUU Sementara diadopsi menjadi UU pada 17 Oktober 2013.
Di era pemerintahan Gerald Ford juga pernah RUU anggaran operasi pemerintah ditolak kongres sehingga diterapkan government shutdown. Kondisi Ford ini lebih buruk lagi. Penerapan government shutdown ini bermula karena popularitas Ford yang baru saja menggantikan Nixon karena tersandung kasus Watergate terus menurun.
Tahun-tahun Ford sebagai Presiden, memang sangat sulit. Inflasi Amerika tinggi, ekonomi lesu. Namun Ford terus berupaya. Dalam urusan luar negeri, Ford melakukan langkah-langkah diplomatik seperti ditandatanganinya SALT (Strategic Arms Limitation Treaty) dengan Uni Soviet di mana SALT merupakan lanjutan dari hasil kerja Nixon.
Popularitas Ford semakin menurun ketika gagal menyelamatkan Vietnam Selatan (sekutu Amerika) dari serangan Vietnam Utara setelah menjalani 20 tahun konflik. Bahkan saking buruk popularitasnya, ketika Ford, meminta izin Kongres untuk mengirim pasukan ke Vietnam, Kongres langsung menolak.
Walaupun kepresidenan Ford dihantui oleh sejumlah kegagalan. Namun Ford adalah Presiden yang dikenal berkharisma. Selama menjadi presiden, Ford selalu berusaha membuka Gedung Putih untuk mengakhiri citra yang menyeramkan di bawah Richard Nixon. Ford telah dianggap baik oleh sejumlah sejarawan terutama membuka jalan transisi setelah kasus Nixon.
Hanya saja, pemerintahan Ford juga sempat dilanda kemelut government shutdownsetelah kongres menolak rancangan anggaran operasional pemerintah untuk tahun fiskal mendatang. Tidak diperoleh angka pasti berapa kerugian ekonomi disebabkan government shutdown di era pemerintahan Ford.
Kini, presiden Donald Trump juga menurun popularitasnya karena berbagai statementnya yang tidak populis. Bisa jadi itu pula penyebabnya sehingga pemerintahan Trump juga dilanda kemelut government shutdown. Tampaknya, dalam kondisi seperti saat ini, apapun yang diusulkan Trump akan selalu ditolak kongres.
Berapa lama akan berlangsung kemelut penolakan kongres terhadap anggaran operasional pemerintahan Trump, sejauh ini belum diperoleh informasi pasti. Namun hampir bisa dipastikan apa yang kini tengah dialami Trump tidak berbeda jauh dengan Ford, popularitas yang menurun.