Mohon tunggu...
Farid Asyhadi
Farid Asyhadi Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kebijakan dan Tantangan Ekonomi Pemerintahan Baru di Bawah Presiden Prabowo

20 Oktober 2024   19:10 Diperbarui: 20 Oktober 2024   19:38 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tanggal 20 Oktober 2024, Indonesia resmi memulai babak baru di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Banyak harapan dan tantangan yang harus dihadapi, terutama dalam hal ekonomi. Salah satu tantangan terbesar yang harus diatasi adalah peningkatan serapan tenaga kerja di Indonesia. Data menunjukkan bahwa serapan tenaga kerja formal terus mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir, dari 15,6 juta di tahun 2009-2014 menjadi hanya 2 juta pada periode 2019-2024. Hal ini berimbas langsung pada daya beli masyarakat yang menurun dan memperlambat perputaran ekonomi.

Tantangan berikutnya adalah bagaimana pemerintah bisa mendorong lebih banyak investasi asing masuk ke Indonesia. Saat ini, negara-negara tetangga seperti Vietnam dan Malaysia berhasil menarik investasi besar dari raksasa teknologi global, sementara Indonesia tertinggal. Faktor-faktor seperti kemudahan perizinan dan kepastian hukum di negara tetangga menjadi daya tarik utama bagi para investor. Di sisi lain, Indonesia masih harus berjuang untuk meningkatkan kualitas SDM dan menciptakan iklim investasi yang lebih ramah.

Tidak hanya itu, pemerintahan Prabowo juga dihadapkan pada tugas besar untuk menyelesaikan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang belum tuntas di era Presiden Jokowi. Salah satu proyek terbesar adalah pembangunan ibu kota baru, Nusantara (IKN), yang diperkirakan membutuhkan dana sekitar Rp466 triliun. Dengan sisa anggaran APBN sebesar Rp17 triliun, Prabowo harus mencari sumber pendanaan lain dari sektor swasta dan BUMN.

Selain itu, utang negara juga menjadi salah satu tantangan utama. Pada Maret 2024, utang Indonesia mencapai Rp8.500 triliun, dan beban bunga utang terus meningkat. Pemerintahan Prabowo harus berhati-hati dalam mengelola utang ini agar tidak mengganggu stabilitas fiskal di masa depan.

Di sisi lain, pemerintah juga telah merencanakan program makan bergizi gratis untuk pelajar dan ibu hamil. Program ini dianggarkan sebesar Rp71 triliun dan ditargetkan untuk 82,9 juta penerima manfaat. Namun, anggaran sebesar Rp3.281 per porsi makanan menimbulkan pertanyaan apakah cukup untuk menyediakan makanan bergizi, mengingat tantangan dalam hal distribusi dan eksekusi program.

Keseluruhan tantangan ini membutuhkan kebijakan yang cerdas dan implementasi yang tepat agar pemerintahan Prabowo dapat membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah. Semoga pemerintahan baru bisa mengatasi tantangan-tantangan tersebut dan membawa perubahan yang positif.

penulis: farid asyhadi,  asyhadi002@gmail.com


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun