Mohon tunggu...
Mohammad Djaya Aji Bima Sakti
Mohammad Djaya Aji Bima Sakti Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Life is your choice :)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Materialisme dan Problem Kemanusiaan dalam Perspektif Psikologi Islam

9 Oktober 2019   21:45 Diperbarui: 16 April 2021   09:42 2523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut versi lainnya, psikologi Islam merupakan bagian dari tasawuf, oleh karena itu metodologi tasawuf dapat pula dijadikan sebagai patokan untuk menentukan metodologi psikologi Islam. Sebagai contoh metodologi secara konseptual pada tasawuf al-Ghazali dalam kitab Ihya' Ulum al-Din yang secara aksiologi bersumber dari wahyu, dasar epistimologinya adalah nisbah akal dan intuisi, dan dasar ontologinya adalah terma-terma seperti al-aql, al-nur dan etika/moral.

Demikianlah penjelasan singkat mengenai psikologi Islam, memang terdapat berbagai macam pengertian yang berbeda-beda namun semua tertuju pada satu kesimpulan yaitu metode dan objek yang diamati haruslah berdasarkan pada konsep dan ajaran Islam didalamnya.

Baca Juga: Ontologi Kebahagiaan; Antara Delusi Materialisme dan Idealisme di Era Pos-Truth

Hakikat Manusia

Manusia merupakan makhluk ciptaan yang unik dan paling sempurna, perbedaan manusia dengan hewan lainnya sangat tampak dari ciri khusus yang dimiliki manusia yaitu akal. Terdapat banyak sekali pembahasan mengenai hakikat manusia yang memiliki berbagai macam perspektif baik barat maupun Islam.

Beberapa ilmuwan filsafat seperti Socrates menyebut bahwa manusia adalah Zoon Politicon atau hewan yang bermasyarakat, selain itu Max Scheller menyebutnya sebagai Das Kranke Tier atau hewan yang sakit yang selalu bermasalah dan gelisah.

Menelaah sejenak dua definisi diatas, terdapat keanehan ketika melihat manusia dengan menggunakan hewan sebagai alat untuk menjelaskannya. Hal ini mengakibatkan banyak dari ilmuwan terutama dari kalangan Islam tidak sependapat dengan penjelasan tersebut.

Dalam Islam manusia dipandang sebagai makhluk yang paling sempurna  memiliki unsur yang mencangkup seluruh aspek kehidupan dimuka bumi ini. Mulai dari unsur alam seperti air, hewan seperti insting dan lain sebagainya.

Seperti dikutip dalam sebuah buku yang mengatakan bahwa manusia adalah bentuk dari mikrokosmos . Karena dalam dirinya terdapat semua unsur kosmos yang ada dan tersebar. Hampir seluruh unsur yang ada dimuka bumi terdapat dalam dirinya, bahkan ada dua unsur yang melebihi segala unsur yang ada yaitu, Daya Ruhani dan Spiritualitas. 

Pernyataan diatas menunjukkan bahwa manusia sebagai cipataan yang sempurna ditandai dengan hal-hal yang ada didalam dirinya, baik fisik maupun nonfisik merupakan cerminan kecil dari tatanan dunia yang ada. Melebihi makhluk ciptaan lainnya, manusia bahkan memiliki dua unsur yang melebihi unsur yang ada di kosmos tersebut yaitu daya ruhani dan spiritualitas yang memang istimewa dilekatkan pada diri manusia.

Setidaknya terdapat lima unsur kosmos dalam diri manusia. Mengenai kelima unsur tersebut, manusia digambarkan sebagai makhluk dalam wujud yang paling sempurna. Sehingga ia memiliki konstruksi penciptaan yang sangat indah melebihi makhluk-makhluk lainnya. Manusia merupakan karya Allah Swt. yang terbesar, yang memiliki keistimewaan dengan dijadikannya mereka makhluk kosmis yang sangat penting, karena ia dilengkapi dengan semua pembawaan dan syarat-sayrat yang dibutuhkan.

Jika hewan diciptakan memiliki pendengaran yang kuat itu tidak akan mampu menandingi manusia yang mampu mendengar dan mencerna dengan akalnya. Tidak seperti hewan yang tidak mampu membedakan antara suara orang yang sedang marah atau hanya mengangkat suara, meski secara lahiriyah pendengaran manusia kalah dengan pendengaran singa, namun secara bathiniyah pendengaran manusia jauh lebih sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya.

Sedikit berbeda dengan Al-Farabi, ia melihat dari segi lainnya bahwa manusia memiliki dua komponen dalam dirinya, yaitu komponen jasad dan komponen jiwa. Komponen jasad menurutnya seperti alam ciptaan, yang mempunyai bentuk, rupa, berkualitas, berkadar, bergerak dan tidak diam. Sedangkan komponen jiwa adalah berasal dari alam perintah (alam Kholiq) yang mempunyai sifat berbeda dengan jasad manusia, hal ini didasari dengan alasan bahwa jiwa adalah roh yang merupakan perintah Tuhan walaupun tidak menyamai Dzat-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun