Mohon tunggu...
Mohammad Djaya Aji Bima Sakti
Mohammad Djaya Aji Bima Sakti Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Life is your choice :)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Materialisme dan Problem Kemanusiaan dalam Perspektif Psikologi Islam

9 Oktober 2019   21:45 Diperbarui: 16 April 2021   09:42 2523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata psikologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari "psyche" yang berarti "jiwa" dan kata "logos" yang berarti "ilmu". Namun terdapat perbedaan antara ilmu jiwa dan psikologi itu sendiri, yaitu perbedaan dalam istilah keduanya.

Adapun perbedaan ilmu jiwa dan psikologi adalah ilmu jiwa merupakan istilah Bahasa Indonesia sehari-hari yang dikenal umum yang meliputi segala pemikiran, pengetahuan, tanggapan, khayalan, dan spekulasi mengenai jiwa.

Sedangkan psikologi merupakan istilah ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan sistematis melalui metode-metode ilmiah yang mengandung beberapa syarat yang telah dimufakati oleh para sarjana psikologi.  Dengan kata lain Ilmu jiwa belum tentu psikologi, tetapi psikologi sudah pasti ilmu jiwa.

Selanjutnya dari segi epistimologi, psikologi membicarakan apa yang dapat diketehui dari suatu objek kajian manusia dan bagaimana cara mengetahuinya. Itu sebabnya, pemaknaan aksiologik sangat berperan untuk menentukan kebenaran epistimologik.  Dalam arti ini, segi epistemologi saja tidak cukup untuk mengartikan psikologi Islam, melainkan harus melihat pada segi aksiologinya dan ontolologinya.

Maka psikologi Islam secara ontologi berarti cara untuk memahami manusia sesuai sunnatullah (Ketetapan dan Keputusan Allah Swt). Dalam hal ini Alquran sebagai sumber ilmu pengetahuanlah yang paling dapat diandalkan dan digunakan dalam menjelaskan dan memahami manusia tersebut.

Ayat-ayat yang membicarakan terma-terma seperti insan, basyar, nafs, aql, ruh, qalb dapat dijadikan rujukan dalam mengkaji sejauh mana metodologi itu dapat mengejar makna dan esensi, bukan hanya gejala. Dengan alasan itu Noeng Muhajir menyatakan bahwa psikologi Islam bermakna sebagai psikologi yang menemukan landasan filsafat ilmunya pada nilai-nilai Islam.

Psikologi Islam berbeda dengan psikologi modern yang hanya melihat manusia dari sisi gejala yang terlihat saja, pengamatan yang dilakukan tidak menyeluruh hanya asumsi yang didapat dari apa yang terlihat didalamnya.

Melalui penjelasan diatas dapat ditarik beberapa definisi dari psikologi Islam, beberapa diantaranya adalah Psikologi Islam adalah suatu cabang ilmu yang tidak hanya menjadikan psikologi berlabelkan Islam namun satu cabang psikologi yang memiliki kaedah-kaedah keilmiahan berlandaskan ajaran-ajaran Islam.

Definisi ini menitik beratkan pada metode yang digunakan dalam psikologi Islam, dimana metode tersebut tidak sekedar melihat objek manusia secara utuh lewat gejala yang dapat diamati oleh mata, namun lebih kepada cara melihat objek tersebut dengan kaidah-kaidah Islam didalamnya.

Dalam pengetian lainnya, psikologi Islam adalah ilmu yang berbicara tentang manusia, terutama masalah kepribadian manusia,yang bersifat filosofis, teori, metodologi dan pendekatan problem dengan didasasri asumsi dari sumber-sumber formal Islam (al-qur'an dan hadits) dan akal, serta indera dan intuisi.

Tidak berbeda jauh dari pengertian diatas, hanya dalam definisi ini diterangkan sumber-sumber yang dapat digunakan sebagai landasan kajian jiwa dalam Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun