[caption id="attachment_193926" align="aligncenter" width="300" caption="Pepes Isi Perut Ikan Bandeng (Foto: Sribudi Astuti)"][/caption]
Setiap kali saya menyusuri pantai barat Sulawesi Selatan, dengan rute Makassar-Maros-Pangkep-Barru- Parepare sampai Pinrang, banyak sekali menjumpai tempat orang berjualan ikan Bandeng (Bolu) Bakar lengkap dengan sup sodara dan bumbu kacangnya. kalau makan ikan bandeng dan sup saudara dan pelengkap lainnya rasanya biasa-biasa saja. Tetapi ada yang lain ketika saya melihat bungkusan semacam pepes disamping pembakaran ikan, dan ternyata itu adalah isi perut ikan bandeng yang dicampur bumbu seperti bawang merah, bawang putih, garam, cabai, garam, dan kunyit kemudian dibungkus daun pisang lalu dibakar.
Setiap kali teman mengatakan bahwa itu isi perut ikan itu lezat sekali, saya selalu membayangkan bagaimana dengan kotoran ikannya, bukannya ususnya kecil, bagaimana membersihkannya, apakah itu tidak bebas penyakit, bagaimana kalau ikannya makan pelet, apakah tidak berbahaya. berkali-kali saya hanya bisa cengar-cengir kalau ada teman yang memesan pepes isi perut ikan bandeng.
Suatu kali, disebuah warung ikan bandeng bakar, saya mencium aroma yang sedap yang menguar dari pepesan isi perut ikan, sambil cengar-cengir akhirnya saya bertanya-tanya tentang isi perut ikan itu, apakah itu bersih, sehat dan tidak berbahaya. Menurut keterangan si penjual, tidak semua ikan bandeng isi perutnya bisa dijadikan pepes. ikan yang makan lumut, makan pelet dan isi ususnya berbau lumpur tidak dipakai. biasanya isi perut yang dijadikan pepes berasal dari ikan bandeng yang diangkat dari empang tanpa diberi makan sebelumnya, jadi isi usunya masih kosong. dan untuk membersihkannya, usus ikan bandeng juga diurut sampai bersih... hemm... saya jadi penasaran dengan rasanya.
Satu bungkusan pepes isi perut ikan bandeng rata-rata dijual 2000-3000 rupiah. Berhubung masih icip-icip saya membeli satu bungkus saja. sesampai dirumah, bersama nasi hangat yang agak lembek, akhirnya habis juga pepes itu, dan.. ternyata... hemmm.. nyummy... uenak sekali, pait, pait pedar dengan aroma bawang dan cabe yang nikmat. Bagi orang luar Sulawesi yang kebetulan datang ke Sulawesi Selatan, gak ada salahnya nyoba lho, tapi hati-hati bagi yang harus menghindari makanan berkolesterol tinggi. :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H