Mohon tunggu...
Shoim Aziz
Shoim Aziz Mohon Tunggu... -

saya sangat suka perjalanan. sekarang masih kuliah di salh satu PTN. Jurusan saat ini arkeologi. Saya ingin menyalurkan hobi menulis bertema traveling dengan modal pengalaman perjalanan saya bersama teman - teman.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Alor, Nusa Kenari

13 Februari 2012   05:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:43 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

WOW, banyak hal yang masih asri. Di pagi hari suasana sejuk agak dingin masih terasa di tengah kota ini. Sayup - sayup suara klakson memecah kabut dari ujung jalan hingga ujung kota. Suara ombak dan serangga kecil bersahutan enak didengar. Semakin ingin didengar semakin lama merdu suara. Dari kota ini kuteruskan berkeliling Alor. Dan hari ini mengunjungi Alor Kecil. Diawali berkeliling kota dahulu. Didekat pelabuhan Teluk Mutiara ada kompleks pertokoan yang menjual banyak kebutuhan. Kompleks penataan kotanya cukup nyaman dilihat. Daerah perekonomian, pemerintahan, sekolah, dan rumah penduduk tertata. Pusat perekonomiam terletak di pesisir pantai dan telah memiliki blok masing - masing dalam memperjualbelikan barang dagangan. Lokasi pemerintahan lebih ke pedalaman berserta fasilitas umum dan pendidikan. Rumah penduduk terletak melingkari pusat - pusat tersebut. Dari sini sarana transportasi tersedia ke seluruh Alor. Tujuannya sekarang adalah Alor kecil. Saat pertama mencari transportasi kami ingin mencoba angkutan pedesaan sekaligus melihat keseharian masyarakat yang menggunakannya. Untuk menanyakan jurusan yang akan dituju, langsung saja katakan tempatnya. Kemudian kernet akan mengatakan ya atau memberi opsi perjalanan. Beberapa klai dicoba dan jarang nyasar. Kesimpulannya naik angkot jarang dibohongi dan selalu full music. Angkotnya pun jika semua bangku sudah terisi tidak akan dipaksakan diisi. Kecuali penumpang kenalan dekat sopir atau kernet, jika masih ada penumpang nanti dia akan bergelantungan di pintu atau di atap angkot. Tapi tenang saja, untuk penumpang biasa yang dilihat jarang menaiki angkot tidak akan diminta seperti itu. Di Alor ada beberapa tujuan antara lain, Kalabahi, Mali, Alor dan Kokar. Khusus untuk ke Alor kecil pilihlah jurusan Alor. Yang perlu diperhatikan lagi jikan menggunakan angkot adalah warna mobilnya, untuk sekitar kota Kalabahi gunakan mobil warna merah dan untuk luar kota gunakan angkot warna biru. Keduanya sudah punya jurusan sendiri dan memang sudah aturannya. Tarif dalam kota sekali jalan sampai pemberhentian sebelum putar balik sekitar 2000 - 2500 per orang dan untuk luar kota 5000 - 10.000 per orang. Nah, ok setelah urusan transportasi selesai, kini mengenai perjalanan dari Kalabahi ke Alor Kecil. Kita akan menempuh sekitar 30 menit - 1 jam. Daerah yang dilewati adalah sepanjang pesisir pantai. Jalan ini menjadi jalan utama dari dan ke Kalabahi. Di daerah ini masih rimbun pepohonan dan sedikit rumah warga. Banyak gereja dan masjid di sepanjang jalan. Semakin ke pedalaman jalanan agak rusak dan laju angkot akan sangat pelan sampai berhenti sesaat untuk menghindari jalan yang berlubang. Jadi angkot disini tidak terlalu berjalan cepat. Kita akan melewati beberapa sungai yang terlihat muaranya persis di tepi pantai. Tapi setidaknya ada dua sungai yang telah kering dan dimanfaatkan warga sebagai penambangan batu. Mereka menambang batu untuk dipecah dari sungai yang mengering ini. Ironisnya, dari jauh sungai ini terlihat seperti aliran air bah yang telah kering. Mendekati ke Alor kecil kita akan melihat pulau Pura dan Kepa. Kedua pulau ini merupakan pulau pertama yang menandakan masuk ke Alor Kecil. Tanda lainnya adalah mulai terlihat "home stay" di depan rumah warga. Ini merupakan sarana yang disediakan warga untuk memprasarani wisatawan yang berkunjung kesini. Alor kecil merupakan daerah dermaga kecil yang tepat sebelum masuk Teluk Mutiara. Di tempat ini ternyata dahulu merupakan ibukota Kab. Alor sebelum dipindah ke Kalabahi. Ini ditambah keterangan dari beberapa orang yang saya temui di dermaga Alor kecil. Ada juga warga pulau Pura yang sedang menunggu kapal untuk pulang. Dia mengatakan dahulu kami selalu kesini ( Alor Kecil ) jika akan belanja kebutuhan sehari - hari. Dan nyatanya sampai sekarang dermaga ini masih aktif digunakan untuk pelayaran domestik antar pulau Alor. Dari dermaga ini kita langsung berhadapan dengan pulau Kepa yang selalu bersinar cerah saat cerah masupun hujan deras dan mendung. Pulau ini menutup pandangan kita dari pulau Pura. Alor Kecil ini sering digunakan untuk diving dan snorkling. Destinasinya cukup dekat dari dermaga. Dekat dermaga kita dapat melihat peta wisata diving di sekitar tempat ini. Dan hampir di seluruh pulau di Alor digunakan sebagai destinasi diving. Wisata lainnya adalah adanya kampung suku asli Alor di atas bukit dan kampung Makassar di pesisir pantai. Dekat pasar Alor kecil terdapat museum rumah yaitu rumah Watang. Rumah ini merupakan rumah asli suku bugis atao bajo yang mampir singgah ke Alor. Di rumah ini masih asli seluruh bagiannya kecuali bagian atap. Rumah in pun masih kuat digunakan untuk satu keluarga yang bertindak sebagai juru kunci. Selain itu ada juga kasur pantai. Kasur ini digunakan warga untuk beristirahati di tepi pantai sambil melihat pantai atau menunggu keluarga yang pulang dari laut. Disini juga dikenal "Mulut Kumbang" yaitu sebuah pintu masuk untuk kapal - kapal yang akan berlabuh di Alor. Kapal itu harus melewati daerah ini yang dikenal sangat ganas. Salah berbelok sedikit saja kapal apa pun akan terbalik. Wilayah ini sampai saat ini masih digunakan dan jika ombak sedang tinggi jarang ada kapal besar yang masuk ke wilayah ini. Mulut kumbang in terletak di perairan antara Alor Kecil, Kepa, dan Pura. Pantai Alor Kecil menghadap mulut kumbang

13291097862118110988
13291097862118110988
Museum Rumah Watang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun