Mohon tunggu...
Esa Nurfauzi Septiani
Esa Nurfauzi Septiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro | UNJANI

Halo! Saya seorang mahasiswa yang menyukai olahraga dan menonton series/film Thailand.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Kim Yeon-koung: Ratu Bola Voli Inspirasi Dunia

29 Juni 2024   23:04 Diperbarui: 2 Juli 2024   13:47 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: instagram lianat_official

Bagi pecinta bola voli baik nasional maupun internasional, pasti sudah tidak asing dengan salah satu atlet bola voli dari Korea Selatan bernama Kim Youn-koung. Mantan kapten bola voli Korea Selatan ini sudah memiliki banyak prestasi mewakili tim nasional, klub, maupun individu. Dia tidak hanya menjadi salah satu bintang olahraga di negaranya tetapi juga salah satu superstar bola voli dunia.

Kim Yeon-koung atau yang akrab disapa Kim, Bread Unnie, atau Yaki; lahir di Kota Ansan, 26 Februari 1988 adalah mantan pemain bola voli tim nasional Korea Selatan. Dia mengumumkan pensiun dari tim nasional Korea Selatan pada Agustus 2021 setelah pertandingan terakhirnya memperebutkan juara tiga di Olimpiade Tokyo 2020 melawan Serbia.

Setelah Kim mengumumkan pensiun dari tim nasional Korea Selatan, di tahun berikutnya dia bergabung kembali dengan tim Korea Selatan sebagai penasehat tim. Dia memutuskan bergabung dengan official tim karena merasa bahwa penerus atau pemain muda Korea Selatan masih perlu bimbingan dan arahan sebagai tim untuk Korea Selatan khususnya untuk kejuaraan yang sedang diikuti yaitu Volleyball Nations League 2022.

Prestasi yang sudah didapat sudah sangat banyak baik mewakili tim nasional maupun klub. Saat mewakili Korea Selatan, pada kejuaraan Asian Games Kim berhasil meraih tiga medali yaitu medali emas di 2014 Incheon, medali perak di 2010 Guangzou, dan medali perunggu di 2018 Jakarta-Palembang. Ada pula kejuaraan Asian Volleyball Championship dia berhasil meraih satu medali perak pada 2015 Tianjin dan meraih empat medali perunggu di 2011 Taipei, 2013 Nakhon Ratchasima, 2017 Metro Manila, dan 2019 Seoul.

Kim pertama kali memulai bermain voli sejak masih berada di sekolah dasar karena ajakan oleh kakak perempuannya yang lebih dulu bermain bola voli. Hingga menginjak sekolah menengah, postur badannya tergolong pendek dibandingan rekan setimnya. Bahkan dia belum memiliki posisi tetap karena hanya mengisi posisi yang diperlukan saat di lapangan saja. Pada saat itu beberapa pelatih biasanya banyak menjanjikan masa depan yang baik kepada pemain yang tinggi, maka dari itu dia merasa dikucilkan. Kim menyadari itu dan tidak mengubah perasaannya untuk berhenti bermain voli, dia ingin tetap berada di lapangan.

Saat memasuki sekolah menengah atas, Kim mulai berpikir apakah harus tetap lanjut bermain voli atau tidak, dia merasa olahraga bukan jalan yang tepat untuknya. Karena pribadi Kim adalah orang yang sangat energik, dia sangat suka bergerak dan olahraga. Dia pun berpikir untuk berganti ke cabang olahraga lain karena banyak sekolah menengah atas yang tidak mau menerimanya. Banyak kebimbangan dan juga pertimbangan untuk memilih sekolah seperti apakah dia harus masuk ke sekolah dengan tim yang memiliki kualitas yang buruk tapi memiliki banyak kesempatan bermain di lapangan atau harus masuk ke sekolah dengan tim yang bergengsi tapi memiliki sedikit kesempatan bermain.

Sampai akhirnya dia bertemu dengan salah satu pelatih bernama Kim Dong-yeol, ayah dari sahabatnya yaitu Kim Su-ji. Pelatih tersebut banyak memberi nasihat dan bilang kepada Kim bahwa dia pasti akan berhasil dan tumbuh tinggi, kamu harus masuk ke sekolah dengan tim yang bergengsi. Akhirnya Kim mengikuti saran tersebut. Pelatih Kim Dong-yeol pun mengatakan bahwa Kim pemain yang bagus, teknik bola voli dan keterampilan Kim sudah bagus. Maka dari itu Kim optimis dan berusaha lebih giat lagi dari sebelumnya. Kim mungkin memiliki kekurangan dari segi fisik tapi dia mengusahakan untuk memiliki kelebihan dari segi keterampilan. Dia selalu bekerja keras dengan berlatih sendiri di malam hari, olahraga singkat di pagi hari sebelum berangkat sekolah, walaupun itu melelahkan tapi dia tidak putus asa. Dia juga berusaha tetap bertahan di tengah-tengah latihan agar tidak tergeser oleh rekan setim yang lain. Saat memasuki kelas dua sekolah menengah atas Kim akhirnya tumbuh tinggi dengan baik dan memiliki posisi yang tetap. Direkrut menjadi pemain nasional Korea Selatan pertama kali saat umur 17 tahun di tahun 2005, itu adalah salah satu impian Kim yang akhirnya bisa terwujud, perjuangannya selama ini akhirnya membuahkan hasil yang baik.

Sumber: instagram kimyk10
Sumber: instagram kimyk10

Di tahun yang sama saat dia pertama kali bergabung tim nasional, dia juga bergabung dengan klub bola voli pertamanya yaitu Heungkuk Life Pink Spider. Di tahun pertama saat bergabung dengan Heungkuk Life dia mendapatkan enam penghargaan yaitu Best Rookie, Regular Season MVP, Championship MVP, Best Spiker, Best Server, dan Best Scorer yang merupakan rekor berturut-turut dan terbanyak dalam sejarah olahraga Korea Selatan. Itu juga jadi mengangkat tinggi klub tim Heungkuk Life yang sebelumnya bahkan belum pernah juara menjadi klub tim yang bergengsi hingga saat ini.

Sumber: instagram kimyk10
Sumber: instagram kimyk10

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun