Mohon tunggu...
Esang Suspranggono
Esang Suspranggono Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Si Jhonny yang berusaha menepati Janjinya. Berharap kisahnya bisa menginspirasi bagi lainnya. Masih belajar mencintai kopi, dan berkeyakinan suatu saat akan dapat kontrak untuk menulis tentang museum di berbagai negara.ig@janjijhonny

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Di Balik Cerita Kehebatan Sang Pasoepati

30 Januari 2014   08:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:19 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

….Tiga puluh tahun lebih ia mendarma baktikan semua demi Sang Merah Putih. Tidak sedikit perjuangan yang ia lakukan untuk mempertahankan negeri ini. Dan kini sisa-sisa kegagahannya menjadi sebuah pembelajaran bagi generasi muda….

[caption id="attachment_292867" align="aligncenter" width="542" caption="Kapal Selam Pasoepati yang terlihat gagah"][/caption]

Ketika saya masih duduk di bangku sekolah, kapal ini masih berbentuk bangkai yang terpotong – potong. Tidak berbentuk sama sekali, sebuah kapal selam yang dahulunya begitu berarti bagi negara kita. Saya hanya bisa bertanya tanya bagaimana ya bentuk kapal tersebut? Gimana ya rasanya di dalam kapal tersebut ? kemudian bagaimana ya rasanya menggunakan periskop ? dan masih banyak lagi pertanyaan yang ada.

Baru Minggu (12/1) kemarin saya bisa menjawab pertanyaan waktu saya sekolah. Cuaca Surabaya yang waktu itu sedang sedikit galau tidak menyurutkan saya dan ponakan baru berangkat menuju Jl. Pemuda. Untungnya lagi, jalanan dari Hr Muhammad menuju Monumen Kapal Selam (Monkasel) lancar jaya.

Kurang lebih 40 menit perjalanan akhirnya saya sudah bisa melihat patung ikan suro dan buaya yang menjadi lambang khas kota ini. Tinggal satu belokan lagi akhirnya sampai di Monkasel. Ada sedikit pemandangan lucu ketika di tikungan terakhir, saya melihat seorang anak muda yang kena tilang pak Polisi. Saya pikir banyak sekali pelanggaran yang dilakukan para pengguna jalan di kota ini. Selama saya berada di Surabaya banyak sekali melihat para pengguna jalan yang terkena tilang akibat tidak tertib berlalu lintas.

Selamat Datang di Ruang Besi Penuh Sejarah

….Tenang masih murah tiketnya, tidak perlu khawatir untuk berkunjung kesana. Cuma delapan ribu saja anda bisa merasakan kisah kapal ini menyelami lautan Indonesia….

Ayo Wis gek cepet teriak saya sambil berjalan menaiki tangga demi tangga tubuh Pasoepati..”. Maklum saja sudah lama saya menunggu kesempatan seperti ini untuk bisa masuk di dalam lambung kapal. Penantian lama sejak saya masih berseragam sekolah dan baru sekarang dapat mengunjunginya.

“Selamat datang di ruangan pertama kapal selam Pasoepati. Disini terbagi menjadi tujuh ruangan, ujar salah satu mbak guide yang saya sudah lupa namanya”.

[caption id="attachment_292870" align="aligncenter" width="590" caption="Ruangan kapten kapal yang sangat sederhana"]

139104606791066585
139104606791066585
[/caption]

Ruang pertama yang kami kunjungi adalah bagian depan kapal atau sering disebut haluan. Sebuah ruangan tidak terlalu besar namun begitu penuh dengan perhiasan khas perang. Seperti rantai pengangkut torpedo, kabel, tombol tombol kapal, pipa berwarna merah dan biru serta masih terdapat satu torpedo yang tergeletak di lantai kapal.

Ini dia ruang peluncuran torpedo kapal Pasoepati. Berbentuk tabung dengan posisi tertidur dan tertata dua baris ke bawah berjumlah empat buah . Saking besarnya bahkan manusia pun bisa masuk di dalamnya. Ternyata benar apa yang ditayangkan di televisi. Jika dahulu selain torpedo, manusia juga dapat ditembakkan dari dalam kapal melalui tabung tersebut.

Di ruangan yang sama, terdapat pula beberapa ranjang tempat tidur para bintara. Persis di depan pintu masuk kita bisa melihat tempat tidur yang menempel pada dinding. Hanya berbentuk besi yang dibuat menjadi persegi panjang. Biasanya alasnya terbuat dari kain yang begitu kaku,tebal mirip seperti tenda tentara. Berhubung sudah tidak dipakai lagi jadi hanya tersisa kerangka tempat tidurnya saja.

Sedikit berjalan masuk namun masih di ruang pertama. Pada bagian dinding sebelah kanan terlihat beberapa foto hitam putih para komandan Kapal Pasoepati. Foto tersebut  berjejer dari kiri ke kanan sesuai urutan pertama kali memimpin. Ketika kepala saya menengok sebelah kiri terdapat ruangan kecil kamar kapten kapal yang berbentuk sederhana sekali. Melihat bentuk dan ukurannya yang sangat sempit tidak pantas jika dikatakan sebagai kamar tidur kapten kapal, tetapi itulah adanya. Sebuah kamar tidur tertata rapi dengan sprey corak belang hitam putih. Terpajang sebuah foto komandan kapal pertama di atas sebuah meja kecil sebelah kanan, dekat pintu masuk kamar.

Lanjut menelusuri lambung kapal. Sebuah lubang berbentuk lingkaran yang tidak terlalu besar menjadi akses untuk masuk ke ruang berikutnya. Butuh perjuangan bagi pemilik perut besar seperti saya untuk melewatinya. Saya harus berjongkok dengan sedikit merangkak agar dapat masuk ke ruang berikutnya.

Jika di awal terdapat ruang torpedo dan kamar tidur kapten dan beberapa bintara, disini lebih menarik lagi. Sebuah ruangan yang penuh dengan berbagai instrumen pengendali kapal. Kemudi kapal, radar, periskop, serta masih banyak lagi alat - alat yang mengatur pergerakan kapal. Jika dulu sewaktu masih SD saya diajarkan tentang apa kegunaan periskop, kini saya dapat membuktikan bahwa apa yang diajarkan oleh guru saya benar.

[caption id="attachment_292877" align="aligncenter" width="590" caption="Beberapa alat penting yang berada di ruangan kedua"]

13910464811330449840
13910464811330449840
[/caption] [caption id="attachment_292880" align="aligncenter" width="542" caption="Ini adalah sumber tenaga Kapal Selam Pasoepati. Sebuah powerbank berukuran raksasa"]
13910466162069761223
13910466162069761223
[/caption]

Banyak hal baru menarik dan lucu yang saya peroleh di dalam isi perut kapal. Bayangan saya ketika mengemudikan kapal selam sama dengan mengemudikan kapal pada umunya. Tetapi dugaan saya salah, untuk mengemudikan kapal ini menggunakan dua kemudi. Kemudi pertama untuk bergerak maju dan mundur. Kemudian ini yang paling sulit, yaitu kemudi untuk membelokan kapal. Dibutuhkan lebih dari sekedar pengetahuan untuk membelokan kapal, sebab di dalam laut kita tidak bisa melihat keadaan kapal.

Kondisi ruangan yang serba sempit, segala sesuatu dibuat sepraktis mungkin. seperti makanan para awak kapal yang hanya menggunakan makanan siap saji. Cukup dipanaskan dengan panel pemanas, kemudian tinggal dimakan. Jika persediaan makanan siap saji habis para awak ini memakan pil sakti.

"Kalau makanan sudah habis para awak memakan kapsul seperti astronot gitu mas, jelas mbak guide." Sangar bener….ternyata sudah maju sekali teknologi pada tahun tersebut.

Tidak hanya kemajuan teknologi secara pangan. Dari segi alat, kapal buatan Rusia jenis Whiskey terbilang sangat canggih. Ketika bergerak perlahan kapal ini tidak dapat dideteksi oleh radar musuh.  Hal inilah yang membuat musuh takut jika harus berhadapan dengan kapal seperti Pasoepati.

Udara, air adalah sesuatu yang sangat berharga bagi 63 awak kapal. Setiap seminggu sekali Pasoepati akan naik ke permukaan untuk menghirup udara. Ketika kami berkunjung keadaan dalam kapal sudah berbeda dengan dahulu. Sudah banyak AC yang mendinginkan ruangan. Berbeda dengan dahulu suasana di dalam kapal cukup membuat gerah.  Seperti cerita awak kapal yang kesehariannya menggunakan kaos tshirt dengan celana pendek.

Kapal selam Pasoepati adalah kapal yang  didesain dengan keadaan laut eropa yang dingin. Sehingga kapal dibuat sehangat mungkin dengan melapisi dinding baja dengan bahan seperti sterofoam serta dilengkapi dengan pemanas ruangan. Sterofoam inilah yang nantinya menjadi penyerap udara dingin sehingga para kru kapal merasa hangat. Namun sayangnya teknologi ini berbeda terbalik dengan apa yang ada di Indonesia. Lautan Indonesia ini terbilang cukup hangat jadi semakin membuat gerah suasana di dalam kapal.

Semua kecanggihan kapal ini dibuktikan bagaimana ia berhasil mendaratkan pasukan TNI dalam memperebutkan Irian Barat dari Belanda. Padahal waktu itu kapal perang Belanda sudah bersiaga di laut Irian Barat. Selain di Irian Barat kapal Pasoepati juga pernah ikut dalam operasi perang ketika Timor Timur bergejolak.

Sebuah Pesan

Akhirnya kaki ini sudah berada di buritan Kapal Pasoepati. Perjalanan saya menyelami kisahnya pun juga harus berakhir. Namun banyak hal menarik yang saya petik. Lebih dari sekedar baja tua yang dulu pernah menjadi andalan negeri ini, kapal ini menyimpan banyak kenangan.

Sebagai orang awam , saya bisa mendengar kisah kehebatan kapal selam Pasoepati dan belajar sejarah darinya. Sedangkan bagi para veteran yang dulu pernah berjuang untuk bangsa ini ,saya yakin kapal ini adalah sebuah kenangan yang tak terlupakan. Berkunjung ke museum semacam inilah setidaknya menambah ilmu sejarah terhadap bangsa kita. Saya jadi teringat ending sebuah film perjuangan yang intinya begini :

“ Kelak setelah merdeka, akan banyak pahlawan yang terlupakan jasa - jasanya. Seperti kapal dan para kru kapal Pasoepati, yang begitu besar perjuangan mempertahankan negara Indonesia. Meninggalkan istri, anak dan orang yang dicintainya. Dan mempertaruhkan nyawa yang begitu berharga demi keutuhan bangsa Indonesia. Mengenal kisah perjuangannya, setidaknya itu sebagai bukti bahwa kita menghargai jasa perjuangannya.” Perjalanan saya belum berakhir disini, masih banyak museum yang telah menanti saya……..

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun