Mohon tunggu...
Esa Jati Manunggal Sukma Adhi
Esa Jati Manunggal Sukma Adhi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S-1 Sosiologi UNS

Mengisi waktu luang dengan menulis. Suka mengamati isu sosbud, gender, dan ilmu sosial lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Buruh Terus Meninggal di Perusahaan Tambang Nikel China di Indonesia

14 Maret 2023   10:24 Diperbarui: 14 Maret 2023   10:29 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Polisi berjaga di area smelter PT GNI di Morowali Utara. Foto: Humas Polda Sulterng

Sekitar 11.000 penduduk setempat yang bekerja untuk Gunbuster Nickel Industry, sebuah perusahaan peleburan nikel milik China di pulau Sulawesi, Indonesia, menghasilkan logam penting untuk baterai yang menggerakkan armada kendaraan listrik dunia yang terus berkembang.

Permasalahan dimulai ketika 2 pekerja bernama Nirwana dan Made Detri Hari Jonathan, dijebak dan dibakar hingga tewas, menurut laporan perusahaan yang dilihat VICE World News. Laporan tersebut mengaitkan penyebab kecelakaan dengan katup yang tidak tertutup dan menyalahkan pekerja karenanya. Hidup Nirwana secara tragis terpotong tiga hari sebelum Natal, ketika debu batu bara yang bocor membakar pabrik di tengah malam, ketika dia sedang bekerja lembur. Beberapa menit kemudian, itu menyebabkan ledakan.

Didorong oleh tragedi tersebut, ratusan pekerja Indonesia dan serikat pekerja di pabrik tersebut melakukan aksi mogok bulan lalu untuk menuntut keadilan bagi kedua pekerja dan perlindungan tenaga kerja yang lebih baik. Tetapi negosiasi dengan perusahaan itu berantakan. Dari sana, suasana yang sudah mencekam di fasilitas berubah menjadi kekacauan. Pada malam 14 Januari, setelah empat hari unjuk rasa damai, pemogokan berubah menjadi kekerasan ketika pekerja lokal membakar asrama dan bentrok dengan pekerja China yang bertugas menjaga properti perusahaan. 

Pihak berwenang Indonesia mengerahkan lebih dari 500 personel keamanan, termasuk polisi dan tentara, untuk memadamkan kerusuhan. Keesokan paginya, 71 orang telah ditangkap dan setidaknya dua pekerja---satu orang Indonesia dan satu orang Tionghoa---tewas.

Bentrokan kekerasan itu menyusul serangkaian korban jiwa, termasuk kematian akibat kecelakaan kerja dan bunuh diri, yang melanda pabrik nikel tersebut sejak mulai beroperasi pada Desember 2021 dengan peresmian oleh Presiden Indonesia Joko "Jokowi" Widodo. Sementara pejabat tinggi Indonesia menyalahkan kerusuhan terbaru pada "provokator" dan ingin membalik halaman. Mereka menyatakan frustrasi dengan upaya mereka yang gagal untuk meminta pertanggungjawaban Gunbuster dan perusahaan induk China yang kuat.

Para analis mengatakan ini adalah simbol dari masalah yang lebih besar---bahwa dalam keinginannya untuk memanfaatkan sumber daya alam negara dan menarik modal China, pemerintahan Jokowi telah mengizinkan perusahaan China seperti Gunbuster untuk menghindari pemeriksaan institusional. 

PT GNI merupakan perusahaan pengolahan bijih nikel yang dimiliki pengusaha tambang asal China, Tony Zhou Yuan. Foto: Humas Polda Sulteng
PT GNI merupakan perusahaan pengolahan bijih nikel yang dimiliki pengusaha tambang asal China, Tony Zhou Yuan. Foto: Humas Polda Sulteng

Indonesia adalah rumah bagi cadangan nikel terbesar di dunia, logam yang sangat penting untuk produksi baterai kendaraan listrik dan pasokan global yang sangat terbatas sehingga CEO Tesla Elon Musk terkenal memohon perusahaan untuk "tolong tambang lebih banyak nikel" pada panggilan pasca - pendapatan pada tahun 2020. 

Sejak awal tahun 2009, suksesi para pemimpin Indonesia telah berupaya untuk membatasi dan akhirnya melarang ekspor bijih nikel untuk mempertahankan pemrosesan nikel di darat, menarik investasi asing, dan menciptakan lapangan kerja lokal. Visi besar Jokowi adalah memanfaatkan aset alam Indonesia dan mengubah nusantara menjadi pusat kendaraan listrik global. 

Industri Nikel Jiangsu Delong, perusahaan induk China dari Gunbuster, termasuk di antara mereka yang telah menjawab panggilan tersebut. Sementara investor asing lainnya, yang mewaspadai catatan lingkungan Indonesia, lebih berhati-hati untuk memasuki negara itu, perusahaan pertambangan China berbondong -bondong masuk. Pada tahun 2022 saja, mereka menggelontorkan $3,2 miliar ke pulau Sulawesi dan Halmahera, pusat pertambangan nikel Indonesia, menjadikan China sumber investasi asing terbesar di industri nikel Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun