Sudah sembilan tahun, tepatnya pada tanggal 2 Oktober 2009, batik telah dikukuhkan UNESCO sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia. Bisa dibilang hampir seluruh masyarakat Indonesia mengenal batik, hanya saja masih banyak diantaranya yang belum mengetahui cara pembuatan batik.
Untuk menambah wawasan masyarakat tentang pembuatan batik, mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang mengadakan pelatihan pewarnaan batik kepada kelompok pembatik di desa Purwosekar, kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang, tentang pembuatan batik dengan 2 tahap pewarnaan menggunakan pewarna naphtol.
Pemberi materi adalah saudara Ony Setiawan, beliau merupakan lulusan seni rupa Universitas Negeri Malang yang memang mendalami batik sebagai fokus pendidikannya. Beliau memang sudah kerap memberi pelatihan kepada banyak pembatik, dan beberapa kali memenangi perlombaan desain batik yang pernah diadakan.
Minggu (14/10) tepat pukul 13.00 mahasiswa KKN memulai pelatihan yang bertempat di teras rumah kepala desa. Pelatihan ini diikuti delapan ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok pembatik yang bernama Sekar Mayang.Â
"Meskipun belum lama berdiri, Sekar Mayang sebenarnya sudah beberapa kali mengikuti pelatihan batik, tetapi baru kali ini kami mendapat materi dan praktik langsung untuk pewarnaan batik menggunakan naphtol, karena biasanya kami menggunakan pewarna remasol," kata salah satu peserta.
Pelatihan ini diawali dengan penjelasan dari pemateri mengenai pengetahuan dasar pewarnaan batik menggunakan naphtol, kelebihan, dan kekurangan, serta perbedaan penggunaan naphtol dengan pewarna batik lain. Materi dilanjutkan dengan penjelasan mengenai langkah-langkah pewarnaan 2 tahap, selanjutnya kelompok Sekar Mayang melakukan praktik pewarnaan menggunakan kain yang telah disiapkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H