Mohon tunggu...
RagaAsga
RagaAsga Mohon Tunggu... wiraswasta -

Hanya bicara dalam diri

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Berbeda, Sayang

28 September 2016   15:40 Diperbarui: 28 September 2016   15:55 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kita berbeda, sayang.

Kamu inginkan kebahagiaan, sedangkan bahagiaku ketenangan.
iya, ketenangan.
Aku tahu aku bukan siapa-siapa.
Aku tahu, aku bukanlah maestro syair seperti Tere Liye maupun Kurniawan Gunadi, Syair mereka begitu menenangkan dan indah.
Aku pun bukanlah Zarry Hendrik, Tulisannya penuh dengan kharisma.Membuat iri para pria yang membaca.

Aku tetaplah aku. tidak istimewa. Tulisanku biasa, terlalu biasa.
Puisi ku rusak layak cat dinding rumah tua.
Nyanyiku....ASTAGA, Buat mereka sakit telinga.
Tetap, Aku hanya ingin ketenangan. Itu saja...

Bahagiamu merepotkan menggangguku. itu bukan inginku.
Bahagiamu terlalu gemuruh, Seperti pertengkaran kucing liar di atap malam ini.

Aku tak bisa
Aku tak tahan
Aku tak sanggup

Kita berbeda, sangat berbeda.
Aku terdiam bukan aku tak perduli. Itu menyakitkan kan?
Bagaimana menyakitkannya, jika kau tahu alasanku ini?

Sudahlah, Lepaskan aku

Kita dekat berbeda hadap, saling membelakangi.
Kita dekat hanya saat kita terdiam.

Kisah kita seperti dini hari dan senja. Sesaat dan mempesona.
Menyatu bukanlah kita,sayang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun