Kita berbeda, sayang.
Kamu inginkan kebahagiaan, sedangkan bahagiaku ketenangan.
iya, ketenangan.
Aku tahu aku bukan siapa-siapa.
Aku tahu, aku bukanlah maestro syair seperti Tere Liye maupun Kurniawan Gunadi, Syair mereka begitu menenangkan dan indah.
Aku pun bukanlah Zarry Hendrik, Tulisannya penuh dengan kharisma.Membuat iri para pria yang membaca.
Aku tetaplah aku. tidak istimewa. Tulisanku biasa, terlalu biasa.
Puisi ku rusak layak cat dinding rumah tua.
Nyanyiku....ASTAGA, Buat mereka sakit telinga.
Tetap, Aku hanya ingin ketenangan. Itu saja...
Bahagiamu merepotkan menggangguku. itu bukan inginku.
Bahagiamu terlalu gemuruh, Seperti pertengkaran kucing liar di atap malam ini.
Aku tak bisa
Aku tak tahan
Aku tak sanggup
Kita berbeda, sangat berbeda.
Aku terdiam bukan aku tak perduli. Itu menyakitkan kan?
Bagaimana menyakitkannya, jika kau tahu alasanku ini?
Sudahlah, Lepaskan aku
Kita dekat berbeda hadap, saling membelakangi.
Kita dekat hanya saat kita terdiam.
Kisah kita seperti dini hari dan senja. Sesaat dan mempesona.
Menyatu bukanlah kita,sayang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H