Mohon tunggu...
RagaAsga
RagaAsga Mohon Tunggu... wiraswasta -

Hanya bicara dalam diri

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sebuah Nostalgia (Catatan Ayah)

28 September 2016   21:35 Diperbarui: 28 September 2016   21:45 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam keheningan yang mencekam, dan deraian air mata yang mengharukan.

Hari itu tanggal 26 oktober 1955, telah lahir seorang putra dalam persada pertiwi.

Kini ia telah dimakan oleh masa, masa-masa yang telah dilaluinya.

Kini ia telah remaja.

Remaja yang pesimis, remaja yang mempunyai masa depan yang suram.

Meskipun ia terlihat dalam pandangan lain, termasuk pemuda yang periang, humoris yang dapat menggembirakan suasana.

Namun hatinya selalu menangis sedih, karena perjalanan hidupnya.

~Noerdin Shaleh  ,Jakarta 7 agustus 1974

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun