Siapa yang pernah berpikir bahwa Air dan Api bisa memiliki kisah cinta yang indah? Dalam film animasi Elemental: Forces of Nature, kita dihadapkan pada pertanyaan menarik: apakah mungkin bagi dua elemen yang sepertinya bertentangan ini untuk akhirnya bersatu? Film ini mengajak kita untuk menjelajahi dunia tak terduga di mana dua elemen yang seolah-olah bertentangan ini menemukan cinta yang menghangatkan hati. Mari kita telusuri pesona cerita ini yang memukau.
Film Elemental Forces of Nature: Kisah yang Menarik
Elemental Forces of Nature adalah karya Disney yang tayang di bioskop beberapa bulan yang lalu. Film ini mengisahkan Kota Elemental, tempat di mana empat elemen alam - air, api, udara, dan tanah - hidup berdampingan. Dalam kehidupan mereka, kita mungkin memperkirakan bahwa Api adalah elemen yang dominan. Namun, kenyataannya berbeda: di Kota Elemental, Api adalah elemen yang dijauhi dan dianggap berbahaya. Namun, perselisah itu akan terus berkembang sampai film selesai.
Wade Ripple dan Ember Lumen: Elemen Air dan Api yang Saling Jatuh Cinta
Dalam lingkungan kota Elemental, setiap elemen hidup berpasangan dengan elemen yang serupa. Air dipasangkan dengan air, tanah dengan tanah, dan angin dengan angin. Meskipun demikian, ketidaksesuaian muncul dalam kisah tokoh air bernama Wade Ripple dan api bernama Ember Lumen. Dua tokoh inilah yang menjadi pemeran utama dalam film Elemental Forces of Nature.
Ember Lumen adalah putri dari pemilik toko api di kota Elemental. Sebagai ahli waris bisnis keluarga, Ember dihadapkan pada tugas besar. Namun, masalah pengendalian emosi kerap menjadi tantangannya. Ia cenderung meledak dalam kemarahan yang membuat tubuhnya berubah menjadi ungu. Di sisi lain, Wade Ripple adalah seorang inspektur kota yang tugasnya memeriksa sistem saluran air. Dalam perannya, Wade adalah elemen air dengan hati yang lembut dan sensitif. Ia mampu merasakan emosi dengan mendalam dan tidak mudah marah.
Pertemuan Pertama Wade dan Ember
Ketika itu, Ember sedang sibuk melayani pembeli di tokonya, namun emosinya terbawa arus. Akibatnya, tubuh Ember berubah warna menjadi ungu yang menyiratkan amarah yang mendalam. Dalam usahanya untuk meredakan diri, Ember mendatangi tempat penyimpanan bawah tanah untuk melepaskan emosinya yang akhirnya meledak. Namun, upaya untuk menjaga kehati-hatian justru menghasilkan konsekuensi yang tidak diharapkan. Ledakan yang dinyalakan oleh Ember tak hanya memicu kekacauan tetapi juga merusak pipa saluran air di rumahnya. Genangan air yang tiba-tiba muncul akibat kejadian tersebut menghanyutkan Wade yang tanpa sengaja terbawa arus.
Kemudian, dalam peran sebagai inspektur yang mengawasi saluran air, Wade memeriksa kerusakan pada pipa-pipa di rumah Ember. Ia menegaskan bahwa pipa saluran air di tempat Ember tidak sesuai dengan aturan kota, dan ini berarti Ember harus menghadapi kemungkinan denda atau bahkan risiko terburuk: toko ayah Ember dapat ditutup. Dalam peristiwa ini, aksi kejar-kejaran tidak terhindarkan.
Dalam usahanya untuk menyelamatkan toko ayahnya, Ember berusaha mengejar Wade yang sedang berusaha melaporkan situasi toko kepada pihak berwenang. Namun, upayanya ternyata sia-sia karena laporan mengenai toko ayahnya sudah terkirim. Kegagalan ini menyebabkan Ember merasa sedih dan tanpa sadar mengutarakan perasaan sedihnya, ia takut mengecewakan Ayahnya jika tau tokonya ditutup. Dan hal itu berhasil menarik perhatian Wade, ia iba kepada Ember dan bersedia membantunya untuk ajukan banding agar toko Ayahnya tidak jadi di tutup. Misi tersebut adalah kejadian yang mengikat Wade dan Ember.