(7 hari mengenang Gie, 17 Desember 1942- 16 Desember 1969)
“Hati-hati dengan Kebencian, ia tidak akan membawamu kemana-mana” itu perkataan saya, sama sekali bukan orang besar, hanya anak muda kerempeng dari antah berantah di pojokan kampung yang nama kampungnya mungkin sama sekali belum anda dengar.
Sebagai manusia, saya juga pernah membenci sesuatu. Contohnya sebagai bagian Indonesia saya membenci korupsi, saya membenci kemlaratan yang saya temui setiap hari. Saya membenci mereka yang kemana-mana bawa Bentley dan bergaya hidup mewah, tetapi kalau sudah bicara suaranya lantang, “ SAYA BICARA ATAS NAMA RAKYAT,.....” . Saya membenci banyak hal di Indonesia ini sebanyak apa yang saya cintai. Tetapi sekali lagi kebencian tidak akan membawa kita kemana-mana.
Ada seseorang yang membakar diri didepan istana negara. Sebelumnya ditempat yang sama ada massa yang berdemo. Protes dan kecaman dijalankan dengan berbagai cara sebanyak konspirasi dan kebusukan politik juga punya cara yang sama banyaknya.
Para PNS muda dikabarkan punya rekening raksasa. Saya sebut raksasa karena ribuan anak muda lainnya bahkan tidak mampu menabung, uang mereka habis untuk makan sehari-hari. Yang raksasa itu kabarnya hasil gratifikasi, pemberian dan tentu saja berujung kesepakatan yang merugikan negara.
Hukum. Jangan bicara tentang hukum di negara ini. Koruptor-koruptor yang disebut melakukan kejahatan extra-ordinary ternyata hanya dihukum ringan. Tidak ada ceritanya koruptor membusuk di penjara. Mereka mampu menyulap penjara menjadi hotel. Para koruptor mengencingi hukum. Aparat hukum mudah dirayu wajah cantik dan uang.
“Lalu semua menjadi biasa. Seperti suatu ketika yang telah lama kita ketahui....”*. tidak ada gunanya lagi kita menyimpan dendam dan kebencian pada apapun dan siapapun. Tubuh-tubuh telah habis terbakar. Suara-suara telah serak keluar. Kebencian telah lelap dimakan api neraka. Rasa cinta telah menguap dalam senyap sepi.
Kita tidak membenci apapun. “ Kita tidak menanam apapun. Kita tidak akan kehilangan apapun. Kita hanya akan bicara tentang kebenaran, karena tidak ada hal yang lebih indah daripada membicarakan kebenaran. ”*. Kita tidak sedang membenci apapun, kita hanya bicara tentang kebenaran dan keadilan, itu saja.
10 Desember 2011
Esa Wibowo dan, *kata-kata Gie
(7 hari mengenang Gie, 17 Desember 1942- 16 Desember 1969)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H