Waduk Panohan berada di desa Panohan Kecamatan Gunem Kabupaten Rembang Provinsi Jawa Tengah. Menurut Pustaka Pekerjaan Umum[i], waduk panohan dibangun untuk memenuhi kebutuhan air irigasi untuk daerah persawahan di sekitar kecamatan Gunem dan Panohan serta serta untuk memenuhi kebutuhan air minum penduduk di sekitar daerah tersebut.
Gbr. Pintu masuk Waduk Panohan yang dikelola masyarakat Panohan. Saat penulis berkunjung, setiap sepeda motor pengunjung ditarik dana dua ribu rupiah. Foto diambil saat berkunjung di Waduk Panohan pada tanggal 22 Maret 2013 (Doc: Suhadi Rembang, 2013)
Panorama waduk panohan pernah diberitakan di Potensi Jateng[ii] dimana Tebing dari waduk Panohan dibuat berundak dengan arsitektur seperti piramida. Tebing yang terdiri dari perbukitan dibuat berundak dan pengunjung dapat naik ke setiap undakan dengan mudah karena adanya bantuan untuk naik. Di atas undakan tebing itu, para pengunjung dapat menikmati pemandangan waduk dari atas dengan seksama, dan dilingkupi oleh tebing-tebing yang lain. Selain itu, terdapat pula anjungan berpagar dengan urugan tanah yang agak menjorok ke dalam, yang biasa digunakan pengunjung untuk melihan dinding utama waduk yang menghadap ke sungai pengairan.
Menurut pemberitaan Harian Umum Suara Merdeka[iii], waduk ini awal dibangun pada tahun 2005 hingga selesai pada tahun 2009. Sesuai dengan dokumen perencanaan[iv], Embung Panohan memiliki luas genangan 63,36 hektare dan daya tampung air 8,17 juta m3. Adapun sumber air waduk Panohan ini, berdasar Papan Informasi , adalah dari sungai Grubugan Gunem.
Gbr. Papan informasi Waduk Panohan yang terletak di tengah-tengah bangunan waduk. Foto diambil saat berkunjung di Waduk Panohan pada tanggal 22 Maret 2013 (Doc: Suhadi Rembang, 2013)
Waduk Panohan juga berpotensi[v] untuk dikembangkan sebagai objek wisata. Terletak di antara dua perbukitan yang subur, bendungan ini memiliki pemandangan yang elok. Dengan air jernih yang sudah menggenang sebagian bendungan.
Gbr. Suasana Waduk Panohan saat senja. Tampak terbentang perbukitan yang membangun daerah aliran sungai Grubugan Panohan sebagai sumber air waduk. Foto diambil saat berkunjung di Waduk Panohan pada tanggal 22 Maret 2013 (Doc: Suhadi Rembang, 2013)
Saat berkunjung di Waduk (22 Maret 2013), tampak parit-parit terairi air ke persawahan petani masyarakat panohan hingga desa-desa sekitar panohan. Musim panen padi seakan menjadi bukti, bahwa waduk panohan telah membangun gairah sistem ekonomi pertanian masyarakat sekitar waduk panohan.
Dengan relasi fungsi antara waduk panohan dengan masyarakat panohan, mari kita jaga dan lestarikan keberadaan waduk panohan dan ekosistem waduk panohan. Dengan demikain, waduk panohan selalu memenuhi kebutuhan air irigasi untuk daerah persawahan di sekitar kecamatan Gunem dan Panohan serta serta untuk memenuhi kebutuhan air minum penduduk di daerah sekitar.
[i]http://pustaka.pu.go.id/new/infrastruktur-bendungan-detail.asp?id=341. Diunduh pada tanggal 23 Maret 2013, pukul 12.37 wib.
[ii]http://www.potensijateng.com/index.php/potensi/pariwisata/112-waduk-panohan. Diunduh pada tanggal 23 Maret 2013, pukul 12.56 wib.
[iii] HU. Suara Merdeka terbitan catak tanggal 26 Juni 2008, atau dapat diakses pada link http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2008/06/26/19242/Pertengahan-Juli-BLT-Dicairkan.
[iv] Rembang Terus Berjuang Atasi Kelangkaan Air. Dalam HU. Suara Merdeka terbitan cetak tanggal 24 September 2004, atau dapat diakses pada link http://www.suaramerdeka.com/harian/0409/24/mur06.htm.
[v] Perawan yang Menunggu Pinangan. Dalam Suara Merdeka Online 11 Agustus 2010 | 10:31 wib, link; http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/layar/2010/07/21/591
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H