Mohon tunggu...
Erzandi Rimawan
Erzandi Rimawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pelajar

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Yuk, Mengenal Hepatitis

7 Agustus 2019   11:02 Diperbarui: 7 Agustus 2019   11:02 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yuk, Mengenal Hepatitis!

Tanggal 31 Juli 2019 lalu, Kementrian Kesehatan RI mengadakan diskusi bersama dengan blogger dan mahasiswa. Acara tersebut diadakan di Garden Palace Hotel di jalan By Pass Ngurah Rai Denpasar Bali. Masalah yang dibahas adalah tentang macam-macam hepatitis  cara penularannya.
Beberapa pembicara yang hadir di acara adalah:
1. Ibu dr. Widyawati, MKM (Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementrian Keswehatan RI).
2. Ibu dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes (Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementrian Kesehatan RI)
3. Bapak dr. Ketut Suarjana, MPMM (Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Karena tidak hadir maka diwakilkan.
4. Bapak Prof. DR. dr. Ir. I Dewa Nyoman Wibawa, Sp.PD-KGEH yang menjabat sebagai Anggota Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Anggota PPHI-PGI-PEGI dan Ketua Cabang Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI)-PGI-PEGI Bali.  

Blogger dan mahasiswa yang hadir / pribadi
Blogger dan mahasiswa yang hadir / pribadi

Menurut Prof. DR. dr. Ir. I Dewa Nyoman Wibawa, Sp.PD-KGEH yang menjabat sebagai Anggota Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) menyatakan bahwa Hepatitis meruakan penyakit peradangan paada hati. Jika tidak ditangani serius maka bisa menjadi akut atau kronis.  

Menurut Ibu dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes (Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementrian Kesehatan RI) menyatakan virus hepatitis meliputi Hepatitis A, B, C, D dan E.

Untuk mencegah hepatitis maka, pemerintah melakukan tindakan deteksi dini. Apalagi, dengan adanya kasus hepatitis A yang terjadi di Pacitan Jawa Timur. Pemerintah sanbgat serius untuk menangani hepatitis hingga tahun 2030 agar eliminasi hepatitis bisa tercapai.

Salah satu tindakan pemerintah yang dilakukan untuk mencegah hepatitis adalah Deteksi Dini Hepatitis B (DDHB) terhadap ibu hamil. Hepatitis B bissa menular secara vertikal, dari ibu ke anaknya saat bayi lahir. Menurut Ibu dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes bahwa pada tahun 2018 saja, DDHB telah menjangkau 358 Kabupaten/Kota di Indonesia. Atau, sebesar 69,65% dari total keseluruhan.

Deteksi Dini Hepatitis B DDHB ibu hamil pada tahun 2018 / Kementrian Kesehatan RI (Dokpri)
Deteksi Dini Hepatitis B DDHB ibu hamil pada tahun 2018 / Kementrian Kesehatan RI (Dokpri)

Perlu tindakan serius agar eliminasi hepatitis bisa tercapai. Pemerintah pun serius menangani hepatitis untuk menjaga kualitas hidup. Lantas, siapa sih yang mempunyai risiko terkena hepatitis:  
1. Pengidap penyakit HIV/AIDS
2. Orang yang suka berbagi jarum suntik dengan orang lain, baik untuk penggunaan obat atau modifikasi tubuh (tato atau tindik)
3. Orang yang sering bergantipasangan tanpa pengaman
4. Dan lain-lain.
Penyakit hepatitis bisa datang tanpa kita sadari. Tapi, ada gejala-gejala yang bisa anda lihat yaitu:
1. Demam
2. Kelelahan
3. Kehilangan nafsu makan
4. Mual atau muntah
5. Nyeri lambung
6. Nyeri sendi atau otot
7. Buang air kecil atau besar yang tidak lazim
8. dan lai-lain.
Untuk mencegah hepatitis, diperlukan perilaku hidup sehat. Menghindari minum air mentah, mencuci tangan sebelumdan sesudah makan, buang air di toilet yang sehat dan mengindari penggunaan jarum suntik yang tidak steril. Hindari HIV/AIDS dan narkotika. 

Karena, pengidap HIV/AIDS berpeluang besar mengidap penyakit hepatitis C. Jika, sudah akut atau kronis meka biaya penyembuhannya sangat mahal.

Kita memahami bahwa hepatitis merupakan penyakit nyang berbahaya. Perlu adanya penanganan secara serius. Namun, jika sudah terjadi, maka bissa diobati dengan obat-obatan seperti:
1. Interferon (kombinasi dari obat-obatan antivirus)
2. Obat antivitus protease inhibitor
3. Obat antivitus analog nukleosida
4. Polymerase inhibitor dan kombinasi terapi obat
 

Jadi, hepatitis merrupakan penyakit yang berbahaya. Kita semua bekerja sama agar  program pemerintah tentang eliminasi hepatitis bisa berhasil. Serta, perilaku hidup sehat perlu ditingkatkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun