Mohon tunggu...
Erzandi Rimawan
Erzandi Rimawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pelajar

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Amfetamin dan Olahraga, Apa hubungannya?

4 Mei 2018   14:34 Diperbarui: 4 Mei 2018   15:09 2954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Serbuk amfetamin (Sumber: medical daily)

Bidang kesehatan sudah semakin maju. Hal ini bisa dilihat dari maraknya dan munculnya pengobatan-pengobatan yang menggunakan teknologi. Namun, hal ini juga embawa kerugian, yaitu penyalahgunaan obat-obatan marak terjadi terutama di bidang olahraga. 

Para atlit biasanya menggunakan obat-obatan tersebut sebagai doping untuk meningkatkan performanya dalam sebuah ajang perlombaan. 

Salah satunya adalah penggunaan amfetamin (amphetamin). Amfetamin adalah psikotropika golongan II yang berguna untuk pengobatan dan penelitian. 

Obat ini juga termasuk ke dalam golongan stimulan yang merangsang sitem syaraf pusat dan menyebabkan organ tubuh bekerja lebih cepat sehingga membuat penggunanya lebih bertenaga. Amfetamin biasanya dipergunakan untuk mengobati gangguan hiperaktif, mengurangi nafsu makan dan mengontrol berat badan.

Amfetamin menyebabkan pelepasan norepinefrine, dofamine, dan serotonine di dalam tubuh dari neuronprasinaps. Kerja dari 3 reseptor tersebut dapat menimbulkan euforia, meningkatkan aktifitas motorik dan meningkatkan prestasi fisik. Sehingga pengguna amfetamin menjadi lebih energik dan merasa lebih percaya diri yang biasanya bertahan selama 12 jam. 

Sensasi yang ditimbulkan juga membuat otak menjadi lebih jernih dan dapat lebih fokus sehingga otak menjadi lebih bertenaga dan dapat bekerja lebih keras. 

Penggunaan amfetamin sebagai doping kerapkali ditemukan dalam dunia olahraga. Hanya atlit yang menggunakan amfetamin karena tuntutan performa yang baik. Demi mendapat kondisi fisik yang maksimal, beberapa atlit salah memilih jalan dengan melakukan doping. 

Meskipun amfetamin dapat membuat atlit yang mengkonsumsinya dapat menjadi lebih energik dan performasnya menjadi lebih baik. Amfetamin juga memberikan efek samping bagi para penggunanya. Karena, amfetamin menimbulkan busting energi bagi para penggunanya, maka efek sampingnya adalah penggunanya menjadi kelelahan dan merasa kurang istirahat. 

Doping (Sumber: The New York Times)
Doping (Sumber: The New York Times)
Penggunaan amfetamin secara terus-menerus dapat menyebabkan kecanduan sehingga membuat penggunanya menjadi ketergantungan pada amfetamin tersebut untuk menghindari sakau. Para atlit yang menggunakan amfetamin sebagai doping akan menjadi rentan sakit karena kondisi kesehatannya terus memburuk. Bahkan, beresiko dan mengancam nyawa para atlit tersebut.

Oleh karena itulah, penggunaan amfetamin sebagai doping merupakan tindakan yang salah. Dilihat dari alasan etisnya, doping adalah tindakan yang tidak sportif dan alasan medisnya adalah berbahaya bagi atlit yang menggunakannya. Amfetamin hanya boleh digunakan apabila dalam pengawasan dokter. Agar tidak menyebabkan kecanduan yang berdampak buruk bagi para penggunanya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun