Mohon tunggu...
Erza Amanda
Erza Amanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya memiliki hobi menonton film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Kekerasan Sudah Melekat di Dalam Lingkungan Pendidikan Kita?

9 Juni 2024   23:30 Diperbarui: 10 Juni 2024   07:32 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kekerasan dalam lingkungan pendidikan, terutama di lingkungan Sekolah Dasar (SD), merupakan masalah serius yang masih menghantui sistem pendidikan Indonesia. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi insiden kekerasan, tantangan ini masih menjadi kenyataan yang sulit dihindari. Kekerasan di sekolah dapat merusak tidak hanya fisik dan mental siswa, tetapi juga membahayakan integritas moral dan tujuan utama pendidikan itu sendiri. Oleh karena itu, perlu solusi yang konkret dan terarah untuk menanggulangi masalah ini.

Salah satu jenis kekerasan yang sering terjadi di lingkungan sekolah dasar adalah bullying. Bullying dapat berupa tindakan fisik, verbal, atau bahkan cyberbullying, yang semuanya memiliki dampak yang merugikan bagi korban. Seperti yang terjadi baru-baru saja di Depok, Siswi Sekolah Dasar (SD) menjadi korban bullying atau perundungan yang dilakukan oleh siswi SMP. Kasus bullying ini berawal dari korban yang ditantang untuk berduel sebagai persyaratan masuk geng, kemudian korban dipukuli hingga mengalami sakit pada punggung dan kepala, bahkan salah satu pelaku memvideokan aksi perundungan tersebut.  Kasus ini masih dalam penyidikan kepolisian.

Selain bullying, kekerasan dalam bentuk lain seperti tindak kekerasan fisik antar siswa atau bahkan kekerasan yang dilakukan oleh guru juga masih menjadi perhatian. Tindak kekerasan terhadap siswa oleh guru tidak hanya melukai fisik mereka tetapi juga bisa mengganggu perkembangan psikologis dan emosional mereka. Seperti kasus viral yang terjadi pada awal tahun di Kota Jogja, Guru SD Swasta yang melakukan kekerasan seksual pada sedikitnya 15 siswa SD. Selain mengalami kekerasan secara seksual dan fisik, korban juga diajak pelaku untuk menonton video dewasa. Kemudian orang tua dan guru melaporkan Tindakan pelaku ke kepolisian setempat, dan kini pelaku sudah mendekam di Rutan Yogyakarta.

Dengan berbagai tindak kekerasan yang sudah banyak terjadi, diperlukan penanganan tindak kekerasan dalam lingkungan pendidikan terutama di tingkat SD, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak. Pertama-tama, pada upaya menangani tindak kekerasan di sekolah, sekolah menjadi peran penting dalam hal ini. Sekolah harus menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi semua siswa. Hal ini dapat dilakukan melalui implementasi kebijakan nol toleransi terhadap kekerasan, pelatihan bagi guru dan staf tentang pengenalan dan penanggulangan kekerasan, serta pendekatan pembelajaran yang mempromosikan empati dan kerjasama.

Selain itu, peran orang tua juga sangat penting dalam mengatasi kekerasan di sekolah. Orang tua perlu terlibat aktif dalam kehidupan sekolah anak-anak mereka, mendukung mereka untuk berbicara tentang pengalaman mereka di sekolah, dan memberikan dukungan emosional dan mental yang diperlukan. Mendidik anak-anak tentang pentingnya menghormati orang lain dan menolak kekerasan juga merupakan bagian penting dari peran orang tua dalam mencegah kekerasan di lingkungan sekolah.

Pemerintah juga memiliki peran yang penting dalam memberikan dukungan dan sumber daya yang dibutuhkan oleh sekolah untuk mengatasi kekerasan. Hal ini dapat dilakukan melalui penyediaan pelatihan dan bimbingan bagi guru dan staf sekolah, penyediaan layanan konseling bagi siswa yang menjadi korban kekerasan, dan penguatan regulasi yang menegakkan hukuman bagi pelaku kekerasan.

Dengan upaya bersama dari sekolah, orang tua, dan pemerintah, kita dapat membangun lingkungan pendidikan yang aman, inklusif, dan mendukung bagi semua anak-anak Indonesia. Mengatasi kekerasan dalam lingkungan pendidikan bukanlah tugas yang mudah, tetapi dengan komitmen dan kerjasama yang kuat, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih baik untuk generasi mendatang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun