Mohon tunggu...
Cerpen

Sayap Pelindung?

3 Januari 2017   22:15 Diperbarui: 3 Januari 2017   22:55 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Benar memang benar, tak ada di dunia ini yang bisa melindungi diri kita seutuhnya. Namun entah mengapa dua kata yang pernah kau ucapkan dari bibir indahmu itu menaruh sugesti tersendiri dalam setiap langkah kakiku. Heran heran dan hanya heran... 2 kata itu selalu kau ucapkan untukku. Ketika aku dalam puncak kegelisahan, dalam tebing tinggi yang kurasa tak mungkin bisa aku daki, dan dalam jurang yang tak mungkin aku terselamatkan. Kamu selalu ada... tak pernah lekang oleh waktu sedetikpun itu...

Dulu kamu bukan siap-siapaku. Kenalpun tidak, tapi entah karena apa aku pun tak mampu mendefinisikan kali pertama ku mnemukan mata indah yang redup dan meluluhkan hati ini. Tenang, tegan dan hanya tenang yang kurasakan ketika dada bidangmu menopangku dalam hangatnya balutan kasih dan sayang, serta punggungmu yang lebar setia mengiringi setiap langkahku...

Aku selalu bertanya, mengapa dulu Tuhan menciptakan wanita dari tulang rusuk sebelah hiri laki-laki? Mengapa tak dari bagian yang lain? Kini pertanyaan tak bermutu yang keluar dari lisanku itu terjawab akan kehadiranmu disisiku. Kini aku tahu, mengapa harus tercipta dari tulang rusuk sebelah kiri laki-laki? Karna wanita adalah bagian keccil dari tubuh laki-laki yang sangat rentan, sangat penting dan sangat sangat rapuh. Ketika wanita berada dalam bagian tubuh yang pas, dia pasti akan merasa nyaman. Tapi ketika dia dipaksa berada dalam balutan tubuh yang bukan dari pasangannya dia pasti takkan merasa nyaman dan mungki dia akan tetap mengaung menjerit dan menangis berusaha untuk menemukan pasangan tubuh yang seharusnya ia tempati.

Tak pernah kusangka sebelumnya jika harus bertemu dengan sosok manusia sepertimu. Benar kata ibu “nak, suatu saat kau akan menemukan sesosok laki-laki yang mampu menjadi sayap pelindungmu” dan kini aku menemukanmu. Sosok yang ku akui tak pernah jauh dariku, selalu ada dimanapun aku berada. Meski tak harus ragamu yang berada dalam setiap langkahku, tapi kutau doa mu yang selalu mengikuti kemanapun aku melangkah. Ku kira ucapan romantis yang sering aku dengar waktu muda, hanyalah bualan-bualab orang yang ku kra tak pernah bermakna. Tak pernah ku bayangkan sebelumnya semua itu akan menjadi nyata dalam kehidupanku saat ini..

Tuhan, terimakasihku untukMu telah mengirimkanku sayap pelindung bagiku...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun