Dalam kacamata mediapun, bisa kita lihat ketika ada perempuan yang melakukan korupsi akan menjadi terlihat lebih menarik karna fenomena itu sangat jarang. Ketika tokoh perilaku korupsi itu seorang laki-laki, maka berita yang disampaikan oleh media biasanya lengkap berisi 5W + 1H. sedangkan apabila pelakunya adalah seorang perempuan biasanya identitas politik akan tersamarkan dan akan dikaitkan dengan gaya hidup, fashion, tubuh dan lain sebagainya. Jika kita cermati, dalam berita media kasus korupsi yang dilakukan oleh wanita tidak terdapat unsur why & how.Â
Namun berkaitan dengan parade korupsi yang terjadi dalam waktu yang relatif singkat membuat bingkai maskulin yang digunakan oleh media, kontradiktif dengan semangat pemberantasan korupsi. Sebab ketika koruptor berjenis kelamin perempuan, media kemudian tidak lagi membahas substansi masalah tetapi berfokus pada sosok keperempuanannya saja. Yang dilupakan media bahwa korupsi adalah tindakan sistematis yang lebih kompleks daripada sekedar persoalan gaya hidup perempuan koruptor belaka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H