Mohon tunggu...
ERYN IRSANINGTYAS
ERYN IRSANINGTYAS Mohon Tunggu... Guru - GURU

GURU DI SMPN 2 MADIUN

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Motif Pecelan Eryn Irsa Ningtyas

5 September 2019   14:38 Diperbarui: 5 September 2019   14:57 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pecel adalah makanan khas Indonesia (Madiun-Jawa Timur) yang terbuat dari rebusan sayuran berupa bayam, kubis,  daun pepaya,  tauge, kacang panjang, kemangi, daun turi, keningkir, krai (sejenis mentimun) atau sayuran lainnya yang dihidangkan dengan disiram sambal pecel. Konsep hidangan pecel ada kemiripan dengan salad bagi orang Eropa, yakni sayuran segar yang disiram topping mayonaise. Hanya saja untuk pecel toppingnya sambal pecel. Bahan utama dari sambal pecel adalah kacang tanah dan cabe rawit yang dicampur dengan bahan lainnya seperti daun jeruk purut, bawang, asam jawa, merica dan garam. Pecel sering juga dihidangkan dengan rempeyek kacang, rempeyek udang atau lempeng beras. Selain itu pecel juga biasanya disajikan dengan nasi putih yang hangat ditambah daging ayam, jerohan atau bahkan tempe goreng. Cara penyajian bisa dalam piring atau dalam daun yang dilipat yang disebut pincuk. Rasa pecel yang pedas menyengat menjadi ciri khas dari masakan ini.

Desain Bertema Pecelan

Desain batik yang saya buat merupakan desain yang terdiri dari sayuran yang biasa digunakan untuk membuat pecel. Terdiri dari : Daun pepaya, keningkir, daun turi, kubis, kacang panjang, tauge, mentimun, lamtoro dan daun kemangi. Tidak lupa saya sertakan juga tempe goreng yang biasa digunakan sebagai lauk. Sayuran tersebut dikomposisikan sedemikian rupa sehingga membentuk motif utama. Di dalam motif utama ini seolah-olah diletakkan dalam wadah yang saya gambarkan parang. Parang, sayuran dan lauk saya komposisikan sedemikian rupa sehingga terbentuklah suatu desain batik. Disela-sela motif utama, saya ciptakan juga komposisi bahan utama pembuatan sambel pecelnya yang terdiri dari kacang tanah, daun jeruk purut, kencur dan cabe.

Selain desain, pemilihan warna juga menjadi pemikiran utama saya. Misalnya untuk sayurannya (daun pepaya, keningkir, daun kemangi, daun jeruk dan lamtoro) saya berikan warna hijau mateng, warna tersebut adalah warna hijau campuran yang saya buat sendiri. Tempe, saya berikan warna kuning coklat, daun turi saya berikan warna ungu karena jika bunga turi merah di masak kurang lebih akan menjadi seperti itu, dsbnya.

Untuk pembuatan background saya memberikan warna pink supaya terkesan lebih lembut atau soft.

Teknik Pembuatan

Desain ini dibuat diatas kertas berukuran 60 x 90 cm. Awalnya saya sangat bingung mencari kertas yang memiliki ukuran seperti itu, karena kertas manila yang biasa dipakai itu berukuran 61 x 87 belum memenuhi juga syaratnya, dengan berbagai usaha akhirnya menemukan kertas yang berukuran 77 x 100 cm dan saya potong. Pertama saya menyapukan background dengan warna pink (hasil campuran sendiri) menggunakan cat akrylic sebagai bahan dasarnya. Cat ini di pakai dalam teknik  tidak perlu dicairkan walaupun tetap diberikan sedikit air. Berikutnya baru membuat motif, dalam pemberian warna pada motif, warna terang saya sapukan terlebih dahulu baru kemudian warna-warna gelap. Terakhir saya memberikan sentuhan akhir outline putih, sebagaimana jika diaplikasikan menjadi kain batik, warna putih itulah warna yang dibuat dengan menggunakan canting untuk pertama kalinya.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun