Mohon tunggu...
dek ry
dek ry Mohon Tunggu... -

Saya hanyalah penulis amatiran yang tengah belajar menyusun serpihan-serpihan kata di rimba jiwa. Menjadi guru, adalah proses tak berujung.. belajarnya sang faqir yang tak pernah berakhir..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kurikulum Berpikir

9 April 2010   13:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:53 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

By: ery

Bukan matematika yang penting, tapi cara mempelajari matematika. Bukan uang yang penting, tapi cara memperoleh uang, bukan hidup yang penting tapi bagaimana memaknai hidup.  Ya, ternyata bukan hanya sekolah yang punya kurikulum, berpikir juga perlu kurikulum.

Kurikulum sebenarnya berfungsi sebagai standar acuan dalam mengerjakan sesuatu. Didalamnya ada tujuan dan prosedur kerja. Apa jadinya sebuah sekolah tanpa kurikulum, dia akan berantakan dan tak terarah. Begitu juga dengan cara berpikir kita, kita hendaknya memiliki kurikulum berpikir dalam menjalani kehidupan. kalau tidak memiliki kurikulum berpikir, niscaya kita akan diperbudak oleh keinginan diri kita sendiri. Orang korupsi, ikutan korupsi. Orang menipu, ikutan menipu. Hidup hanya mengikuti trend dan tidak punya prinsip yang jelas. Let's sharphening our concept and think what we gonna do. bukan bagaimana nanti tapi nanti bagaimana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun