Mohon tunggu...
Eryani Kusuma Ningrum
Eryani Kusuma Ningrum Mohon Tunggu... Guru - Miss eR

Pengajar Sekolah Dasar... Suka jalan-jalan (travelling)... Suka berkhayal lalu ditulis... Suka menjepret apalagi dijepret... kejorabenderang.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Berani Mengkritik Diri Sendiri Melalui Film Pendek Indonesia #FFPI2015

25 Januari 2016   21:48 Diperbarui: 25 Januari 2016   22:06 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang tak bangga dengan hadirnya Sineas Muda yang dirilis oleh siswa – siswi Sekolah Menengah dan anak muda di Indonesia atas prestasi luar biasa yang telah mereka buktikan dalam Festival Film Pendek 2015. Digawangi dan dinilai oleh team juri Sutradara berbakat Angga Dwi Sasongko yang telah membuktikan keberhasilannya lewat FFI 2014 untuk film terbaik berjudul Cahaya Dari Timur Beta Maluku dan yang fenomenal lewat filmnya Filosofi Kopi. Dalam hal ini, Angga menuturkan bahwa nasionalisme dapat kita tunjukkan dengan menunjukkan value dalam sebuah cerita karena kita harus berani mengkritik diri kita sendiri sebagai sebuah bangsa. Seperti salah satu finalis yang dalam ceritanya lebih memunculkan perkelahian, menurutnya hal itu menunjukkan sebuah kekuatan cerita yang mewakili kreativitas budaya Indonesia dalam kekuatan seni bela diri.

Selain itu, ide cerita pun dapat muncul atas sebuah pengalaman diri yang tentunya menjadi pengalaman umum masyarakat. Seperti salah satu pengalaman dari pelaku film yang berjudul Bubar, Jalan ! Sang empunya cerita menuturkan bahwa ide cerita muncul akibat pengalaman pada saat kecilnya yang tak disangka dapat ia tuangkan dalam sebuah cerita pendek dan meraih juara 1 pula dalam ajang FFPI 2015 kali ini.

Sekali lagi, KompasTV sukses menjadi tuan rumah Festival Film Pendek Indonesia untuk tahun kedua saat ini. Dengan tema "Indonesiaku, Kebanggaanku", KompasTV mengajak para sineas muda Tanah Air untuk menggali ide kreatif yang dapat memunculkan harapan bangsa melalui film pendek yang berdurasi lima sampai 10 menit. Dimulai dari tanggal 1 Oktober sampai dengan 18 Desember 2015 terkumpul sekitar 200 judul film yang akhirnya disaring dengan melihat kesesuaian tema, isi cerita, teknik pengambilan gambar dan penyuntingannya maka ditentukan 10 finalis film pendek yaitu :

1. Ruwat (Tanahijau Kreative)
2. Opor Operan (Sebelas Sinema Pictures)
3. Nilep (Ravacana Films)
4. Bubar, Jalan! (Rumahku Films)
5. Ojo Sok-Sokan (Sebelas Sinema Pictures)

Kelima finalis tersebut berasal dari Kategori Umum, sedangkan untuk Kategori Pelajar adalah :

1. Samin Surosentiko dari Sanggar Seni Sekar Tanjung
2. Coblosan dari SMK Kurasari Purbalingga
3. Kotak Pusaka dari SMK Negeri 51 Jakarta
4. Ali-ali setan dari SMK YPLP Purbalingga
5. Surya The School Gangs SMK Muhammadiyah 1 Temanggung

 

The Winner is......

Akhirnya terpilihlah 3 Juara dari kategori Umum dan 3 Juara dari kategori pelajar. Para pemenangnya pun tak disangka-sangka karena hampir 90% berasal dari luar Jakarta. Hal ini membuktikan bahwa putra daerah dapat menunjukkan kualitas dalam mengolah ide cerita dan menyajikan gambar yang terbaik serta membawa pesan moral bagi penontonnya walau dialognya rata-rata pun memakai bahasa ibu atau bahasa daerah namun disediakan translate dalam bahasa Indonesia

1. Juara 1 mendapatkan hadiah uang tunai Rp. 8.000.000 dan Kamera Go Pro
Bubar, Jalan ! (Rumahku Films)
Sebagian kisah dan keseruan anak Sekolah Dasar bernama Ahong yang ditunjuk sebagai pemimpin upacara bendera. Namun pada saat hari H ia akan menjadi pemimpin upacara, Ahong menghilang yang ternyata ia diserang rasa kepanikan yang mengharuskan ia bolak-balik ke toilet. Film yang berdurasi lebih kurang 10 menit besutan Rumahku Films ini begitu menarik karena diselingi adegan kelucuan anak-anak yang polos dan memberikan moral kepada penonton agar tak berputus asa dalam mengerjakan tugas.

2. Juara 2 mendapatkan hadiah uang tunai Rp. 5.500.000 dan Voucher Menginap Hotel Santika
Ojok sok-sokan (Sebelas Sinema Pictures)
Kisah dua orang pemuda Joko dan Jarwo, terlibat dalam obrolan seru disebuah angkringan. Joko punya keinginan untuk tampil beda dari orang desa pada umumnya, tapi Jarwo mencoba menahan keinginan tersebut. Hingga akhirnya, Joko merasa dipermalukan oleh dirinya sendiri ketika mencoba berdialog menggunakan bahasa gaul dengan orang Jakarta. Dalam hal ini, Sebelas Sinema Pictures sungguh apik mengemas jalan cerita film-filmnya yang mengguggah kehidupan sehari-hari masyarakat. Sehingga dalam film ini kita diberi moral untuk menjadi diri sendiri dan tidak terlalu percaya diri walau percaya diri itu perlu adanya. Trailer Filmnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun