Mohon tunggu...
Eryani Kusuma Ningrum
Eryani Kusuma Ningrum Mohon Tunggu... Guru - Miss eR

Pengajar Sekolah Dasar... Suka jalan-jalan (travelling)... Suka berkhayal lalu ditulis... Suka menjepret apalagi dijepret... kejorabenderang.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Malam Terkenang dan Mengenang Malam

11 Juni 2018   23:10 Diperbarui: 11 Juni 2018   23:18 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Ada suatu malam dimana saya merasa berbunga-bunga dan sangat ditunggu. Malam itu terjadi saat saya berusia sekitar 16 tahun atau di saat duduk di bangku SMA. Ya, malam ramadan di surau desa. Disaat selesai melaksanakan sholat isya dan tarawih berjamaah, anak-anak muda segera merapikan karpet dan Al -- Quran untuk dibaca secara bersama-sama. Disaat momen tersebut, sekilas dari shaf laki-laki yang mencuri pandang ke shaf perempuan, begitu juga sebaliknya.

Sebenarnya ada hal positif saat saya mengenang malam -- malam tersebut. Hal positifnya yaitu anak -- anak muda menyegerakan ke masjid dan melaksanakan ibadah tarawih lalu disambung membaca kitab suci untuk menarik perhatian sang pujaan hati. Dengan suara yang merdu dan tartil, biasanya mereka menunjukkan kebolehannya dalam membaca kitab suci Al -- Quran. Begitu juga sebaliknya, pemudi perempuan juga menunjukkan kebolehan sambil merajut kain untuk membunuh waktu mendaoatkan giliran membaca sesekali mencuri-curi pandang juga.

Setelah selesai berkegiatan malam tarawih, biasanya kami langsung pulang dan tidak mampir-mampir karena pastinya akan ada kesan buruk jika selepas kegiatan tarawih remaja putri mampir atau mau diajak "main" oleh teman-temannya. Lagipula saat itu suasana desa sangat gelap dan membuat orang lain enggan untuk keluar rumah kecuali terpaksa.

Beda zaman dulu, beda dengan zaman sekarang. Pada malam ramadan sekarang yang saya tunggu adalah suasana dimana sekitar masjid akan ada jajanan masa kecil saat sekolah dasar. Setelah kegiatan tarawih di masjid komplek, biasanya abang-abang jualan jajanan juga akan merapat ke depan pintu pagar masjid bersiap melayani pembeli. Ada cilok, cilor, kue cubit, batagor sampai harum manis. 

Awas rasanya dapat mengembalikan ingatan nostalgia saat kecil dulu. Apalagi di setiap gigitan cilok dengan bumbu kacangnya yang khas, hmmm enak sekali rasanya. Membeli satu porsi rasanya tak akan cukup. Apalagi disaat jam-jam rawan lapar yang hmmm pastinya enak untuk disantap.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun