Mohon tunggu...
Eryani Kusuma Ningrum
Eryani Kusuma Ningrum Mohon Tunggu... Guru - Miss eR

Pengajar Sekolah Dasar... Suka jalan-jalan (travelling)... Suka berkhayal lalu ditulis... Suka menjepret apalagi dijepret... kejorabenderang.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Jika SOTR Tak Sesantai Bukber

5 Juni 2018   00:16 Diperbarui: 5 Juni 2018   00:13 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sahur On The Road adalah kelanjutan dari acara buka bersama bagi para remaja. Biasanya mereka akan konvoi menghabiskan waktu malam sampai waktu sahur tiba. Saya melihat fenonema ini merujuk pada hal yang positif maupun negatif. 

Dikatakan positif apabila mereka konvoi dengan hati-hati dan tidak mengganggu pengendara jalan lainnya serta menggunakan aksesoris pengaman berkendara seperti helm dan jaket. Dikatakan negatif apabila mereka membuat warga terganggu dengan konvoi yang ramai plus tanpa adanya pengaman berkendara tersebut.

Tadi siang saya meminta adik kelas saya, sebut saja Adnan untuk menceritakan pengalamannya mengikuti SOTR pada tahun lalu. Jelas saya sekalipun belum pernah dan adik kelas saya pun rasanya enggan mengikuti lagi jika tak jelas tujuannya. Diawali dari persiapan diri berkumpul pada titik poin sejak pukul 02.00 dini hari. Setelah semua berkumpul mereka berkeliling kota layaknya seorang patroli yang mengawasi kegiatan malam kota. 

Dirasa cukup berkeliling, mereka harus mencari warung makan yang masih buka atau warung makan 24 jam untuk menikmati sahur. Biasanya pada saat itu, warung makan tersebut bisa ramai oleh pekerja malam atau penghuni rumah yang tak ingin repot memasak. Serta warung makan tersebut pastinya berada di perkampungan yang padat penduduk seperti warteg 24 jam. 

Setelah selesai makan mereka berkeliling lagi atau menuju satu titik poin hanya untuk mengobrol atau bahkan ada yang memejamkan mata tertidur. Saya yang mendengarkan pengalamannya agak sedikit geli membayangkan. Rupanya tujuan mereka hanyak berkeliling menikmati suasana malam kota.

Setelah semuanya dirasa puas, sebagian ada yang menuju rumah masing-masing, ada yang masih betah tinggal sampai matahari terbit dan ada yang menuju masjid untuk sekalian melaksanakan sholat subuh berjamaah. Adnan juga menuturkan bahwa ia pernah mengikuti kegiatan SOTR bersama remaja masjidnya namun kelilingnya tak jauh dari rumah. 

Mungkin paling jauh berjarak lima kilometer untuk membagikan makanan sahur kepada para tuna wisma atau pekerja kasar yang bekerja malam hari. Hal ini membuatnya lebih bermanfaat dibanding hanya berkeliling dengan tujuan tak jelas seperti pengalamannya terdahulu. Dengan berbagi makanan sahur, semua waktu dapat terkondisi dan ia dapat melaksanakan sholat subuh berjamaah dengan nilai manfaat lebih.

permasalahan SOTR memicu tawuran, sumber LambeTurah
permasalahan SOTR memicu tawuran, sumber LambeTurah
Adnan juga menceritakan bahwa ia pernah hampir terlibat dengan dua kelompok remaja yang bertikai sehingga mengakibatkan tawuran. Pemicunya sepele hanya karena tersenggol atau saling menyindir. Sungguh remaja alay katanya, untungnya ia cepat menghindar dan langsung pulang ke rumah walau sedikit gemetar karena takut. 

Bahkan Adnan melihat, biasanya mereka memang sudah niat untuk menyerang suatu kelompok dengan alasan SOTR tersebut. Mereka sudah siap dengan sabuk, penggaris besi bahkan samurai, astagfirullah... Teringat memang berita dini hari tadi di laman instagram dimana ada dua kelompok remaja yang terlibat tawuran saat SOTR, sungguh miris rasanya.

Oh ya satu hal, jika badan tak siap dengan angin malam sebaiknya jangan coba-coba untuk mengikuti SOTR karena angin malam dapat membuat tubuh semakin tak berdaya karena masuk angin. Apalagi jika tak sahur karena persediaan makanan di warung makan sudah habis.

"Lebih enak bangun tidur langsung makan masakan ibu kan tinggal hap" ujar Adnan terkekeh.

"Pokoknya Sahur On The Road itu tak senyaman Buka Bersama teman deh" ujarnya lagi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun