Mohon tunggu...
Eryani Kusuma Ningrum
Eryani Kusuma Ningrum Mohon Tunggu... Guru - Miss eR

Pengajar Sekolah Dasar... Suka jalan-jalan (travelling)... Suka berkhayal lalu ditulis... Suka menjepret apalagi dijepret... kejorabenderang.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Taman Komik Nusantara : Hadirnya Kreativitas 70 Komik Bertema Kemerdekaan RI

17 Agustus 2015   21:27 Diperbarui: 17 Agustus 2015   21:27 830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada banyak cara untuk memaknai Kemerdekaan Republik Indonesia ke 70 tahun ini. Salah satunya yang konsisten dilakukan oleh pelajar muda di Bekasi melalui kegiatan membuat komik khas Nusantara. Komik Nusantara adalah cerita bergambar dengan tokoh Punakawan yang sarat cerita tentang bangsa tercinta ini telah sukses mengadakan kegiatan “Mencipta Karya 70 Komik Bertema Hari Kemerdekaan RI ke 70” dengan bertutur tentang “Memaknai Bhinneka Tunggal Ika dan Hakikat Kemerdekaan” di Halaman Gedung Teater Taman Ismail Marzuki Jakarta pada hari Sabtu, 15 Agustus 2015, pukul 15.00 s.d 17.30 WIB. Cara baru menghadirkan kreativitas anak Indonesia khususnya pelajar muda kota Bekasi dan tak ketinggalan para remaja yang terbiasa melakukan kegiatan komunitas di jalanan sekitar wilayah kali Pasir, Cikini, Jakarta Pusat. Mereka menamai kegiatan tersebut dengan Komunitas Taman Komik Nusantara yang digagas oleh Ibu Endah Priyanti.

Gerakan kebudayaan berupa Taman Komik Nusantara ini sudah dimulai sejak awal Januari 2015 dan peluncurannya sudah dilakukan bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional pada tanggal 2 Mei 2015. Hal ini mempunyai makna bahwa pendidikan hadir dalam bentuk gerakan sadar budaya sehingga masyarakat memandang bahwa pendidikan berbasis kebudayaan juga bisa diciptakan di ruang-ruang publik yang sederhana. Taman Komik Nusantara ini memiliki visi merawat Budaya Nusantara melalui komik kreatif anak bangsa. Dalam wahana ini, komunitas tersebut merayakan Hari Kemerdekaan RI ke-70 dengan penuh suka cita menciptakan taman belajar yang menyenangkan dan humanis sesuai semboyan pendidikan “Tut Wuri Handayani”.

Dalam kegiatan ini, diharapkan para pelajar berlatih berimajinasi sehingga muncul kreatifitas dalam menggambar dan menemukan sejarah bangsa dengan baik, belajar mencintai dengan kesungguhan, merawat dan memelihara rasa kebangsaan. Mereka belajar untuk tidak mudah menebar kebencian namun saling menjaga persatuan di negeri Nusantara tercinta ini. Kegiatan diawali dengan pelatihan public speaking yang mengulas tentang sumbangan pemikiran dan perjuangan para tokoh pahlawan nasional seperti Tan Malaka, Ir. Soekarno, M. Hatta, Sutan Sjahrir, dan sebagainya, yang ditampilkan oleh para pelajar muda secara komunikatif di depan publik. Dengan demikian diharapkan para pelajar muda memiliki wawasan kebangsaan dan meneladani sikap positif para tokoh pemimpin bangsa di masa lampau yang telah berjasa bagi Republik ini. Kegiatan yang tak kalah menarik adalah apresiasi seni pertunjukan dan narasi kitab sastera klasik bersejarah seperti Arjunawiwaha, Bharatayuda, Gatotkacasraya, Sutasoma dan Negarakertagama. Selanjutnya kegiatan diakhiri dengan workshop pembuatan komik sejarah yang bertema tentang “Memaknai Bhinneka Tunggal Ika dan Hakikat Kemerdekaan”.


Kegiatan Taman Komik Nusantara dari Pelajar Muda Kota Bekasi

Kegiatan bersama Taman Komik Nusantara ini juga menjadi ajang silaturahmi anak-anak jalanan terutama memperkenalkan Budaya Wayang Nusantara melalui media komik. Acara ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada mereka tentang makna kebhinekaan yang sudah menjadi suatu keniscahyaan namun tetap menghormati antar pertemanan yang berbeda baik agama, suku maupun latar belakang budayanya.


Visi Taman Komik Nusantara, yakni Merawat Budaya Nusantara Melalui Komik Kreatif Anak Bangsa


Pada kesempatan menghadiri acara tersebut, Ibu Endah menuturkan rasa bangga terhadap putra-putri bangsa saat ini yang masih berlaku sangat positif dan bertambah kreatif untuk olah rasa mereka, “Betapa menariknya ketika saya mengajak para pelajar muda mengumpulkan serpihan peristiwa sejarah yang terbuang, terlupakan, tersimpan, tersembunyi dan terselip di belantara kekayaan sejarah perjuangan Bangsa Indonesia. Mereka serasa diajak menelusuri mesin waktu ke tahun-tahun awal terbentuknya jaringan Nusantara. Penelusuran mesin waktu ini secara pribadi menghentak kesadaran saya dan para pelajar muda tentang hal yang paling hakiki akan makna bernegara dan berbangsa Indonesia yang selama ini mungkin perlahan mati suri karena melihat situasi dan kondisi bangsa dirusak oleh tercerabutnya akar budaya luhur di segala bidang kehidupan” Ungkap Guru Sejarah SMA Negeri 12 Bekasi.


Kesadaran ini menggelitik nalar kita bahwa sebagai bangsa, kita sebenarnya sudah berusia yang cukup untuk bisa menyebut diri sebagai bangsa merdeka jika kita mau menemukan bentuk kemerdekaan yang hakiki yaitu merdeka lahir batin dalam pikiran, sikap dan perbuatan.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun