Sudah siapkah guru melaksanakan proses pembelajaran di masa Pandemi Covid-19 tahun ajaran baru ini ? Sudah adakah strategi yang dimiliki oleh guru untuk pembelajaran di masa Pandemi Covid-19 ? Sudahkah guru memiliki kemampuan IT untuk proses pembelajaran yang akan datang ? Tentu masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada guru terkait kesiapan mereka menyongsong pembelajaran tahun ajaran baru yang akan dimulai tahun depan.Â
Hal ini sangat penting karena proses pembelajaran Tahun Ajaran 2020/2021 diperkirakan 94% sekolah akan belajar dari rumah. Sesuai Keputusan Bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan dan Kementerian  Dalam Negeri  (15 Juni 2020) tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran Baru  di Masa Pandemi  Covid-19 dikatakan hanya zona hijau yang diperbolehkan untuk melaksanakan pembelajaran secara tatap muka.
Sedangkan zona kuning, orange dan merah hijau dilarang melakukan proses pembelajaran tatap muka tetapi tetap melanjutkan proses pembelajaran dari rumah . Diperkirakan hanya sekitar enam persen peserta didik yang berada di zona hijau, selebihnya 94% peserta didik berada di zona kuning,orange dan merah yang otomatis akan belajar dari rumah.
Apakah para pengelola sekolah dan guru sudah bisa membayangkan bagaimana proses pembelajaran pada tahun ajaran baru ini? Ini juga pertanyaan yang harus bisa dijawab oleh pengelola sekolah terkhusus para guru. Minimalnya harus bisa membayangkan hal tersebut. Jika belum bisa, maka dapat dipastikan guru tersebut pada langkah awal telah gagal dalam mempersiapkan  proses pembelajaran pada tahun ajaran akan datang. Tapi itu belum terlambat. Pengelola sekolah dan para guru masih punya langkah kedua, ketiga dan seterusnya untuk bisa belajar membayangkan bagaimana pembelajaran akan dilakukan sekaligus merancang strategi untuk menghadapinya.
Bagaimana gambaran pembelajaran dari rumah di masa Pandemi Covid-19? Pembelajaran tetap berlangsung akan dimulai pertengahan bulan Juli sebagai awal tahun pelajaran 2020/2021. Siswa belajar dari rumah demikian juga guru mengajar dari rumah. Artinya proses pembelajaran tetap berlangsung seperti biasa.Â
Pengelola sekolah dan guru akan membuat jadwal belajar. Pembelajaran akan berlangsung setiap hari. Kehadiran siswa dalam proses pembelajaran tetap dipantau.  Begitu juga dengan kehadiran para guru  dalam proses pembelajaran. Ada penilaian dan seterusnya dan seterusnya. Semua proses ini akan berlangsung sebagaian besar  tanpa pembelajaran tatap muka, tanpa ada pertemuan secara langsung antara siswa dengan guru Kondisi ini diperkirakan akan berlangsung selama satu semester ( enam bulan ke depan ).
Membaca kondisi gambaran di atas, maka pembelajaran di masa Pandemi Covid-19 akan banyak dilakukan secara daring ( dalam jaringan ) dengan menggunakan akses internet. Dengan demikian pengelola pendidikan khususnya  para guru dituntut memiliki kemampuan menggunakan IT dalam proses pembelajaran.Â
Namun di lapangan kita melihat masih rendahnya kemampuan para guru menggunakan IT dalam proses pembelajaran. Malah ada yang sama sekali tidak pernah menggunakan IT khususnya sekolah yang berada jauh dari ibu kota kabupaten. Demikian juga peserta didik. Tidak semua peserta didik memiliki kemampuan menggunakan perangkat telepon genggam untuk kegiatan proses pembelajaran di samping biaya kuota paket data yang tidak sedikit membebani keuangan orang tua.
Kondisi ini diperparah lagi kita tidak punya konsep bagaimana pembelajaran daring. Para guru tidak memiliki strategi bagaimana pembelajaran daring itu dilakukan. Belajar dari pengalaman pembelajaran daring yang telah dilaksanakan oleh para guru dalam  tiga bulan terakhir banyak terlihat kegagagalannya.Â
Kita tak punya arah bagaimana pembelajaran daring itu dilakukan. Maka jangan heran jika pada pembelajaran daring sebelumnya ada guru yang memberikan tugas untuk satu bulan kepada peserta didik. Atau meringkas bacaan dari halaman satu sampai halaman seratus untuk tugas beberapa minggu. Â Â
Media pembelajaran banyak menggunakan media whatshap untuk mengirimkan hasil tugas siswa. Sebagian kecil para guru menggunakan aplikasi class room, aplikasi zoom, video pembelajaran dan sebagainya. Situasi pembelajaran model ini membuat peserta didik  mengalami stress. Padahal dalam situasi pandemi saat ini diharapkan pembelajaran itu menyenangkan. Semua ini menunjukkan masih gagapnya dunia pendidikan kita menghadapi pandemic covid-19.