Mohon tunggu...
Erwinta Karnadewi
Erwinta Karnadewi Mohon Tunggu... Ilustrator - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional

Meneliti, bersosialisasi, dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kelompok 370 KKN UMD Melakukan Pelatihan Jurnalisme Warga di MA Nurud Dhalam Wringin

25 Agustus 2022   21:43 Diperbarui: 28 Agustus 2022   08:58 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di era Globalisasi, arus informasi, budaya, hingga teknologi tidak bisa dibendung. Dimensi interaksi nyaris tidak memiliki batasan tertentu dalam pergerakannya. Selain itu, tak dapat dipungkiri bahwa pertukaran informasi menjadi sangat mudah diakses. Selain karena kemajuan teknologi, hal ini juga dikarenakan kemunculan paradigma baru. Salah satunya adalah jurnalisme warga. Tak dapat dipungkiri, bahwa teknologi memiliki dampak besar bagi jurnalisme. Turunan teknologi seperti internet mengubah sifat jurnalisme karena adanya muatan kekuatan baru bagi pihak pemirsa yang pasif bahkan tidak bisa turut andil dalam proses jurnalisme di masa lalu. Warga sipil dewasa ini bahkan bisa terlibat dalam pengumpulan, pemrosesan, hingga distribusi informasi yang lantas diubah menjadi berita. Ditegaskan oleh Adelabu (2009:160), bahwa praktik jurnalisme tak lagi terbatas pada professional terlatih, internet dan teknologi multimedia telah memperluas batas jurnalisme yang kini mencakup hampir semua orang yang memiliki akses ke teknologi ini.


 Jurnalisme warga adalah partisipasi masyarakat yang berperan aktif dalam proses pengumpulan, pelaporan, analisis, dan penyebaran dan informasi. Dilansir dari We Media (2003), tujuan partisipasi ini adalah memberikan informasi yang independen, dapat diandalkan, akurat, luas, dan relevan dengan yang dibutuhkan oleh demokrasi. Sementara menurut perspektif Peskin (2003:1), seseorang dengan kompetensi yang diberi sarana, maka akan muncul kebenaran menurut mereka sendiri. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat umum yang memiliki sarana internet dengan teknologi multimedia yang mendukung dapat menemukan dan menyediakan informasi bagi kelompok masyarakat lain tanpa bantuan professional.
Konsep jurnalisme warga memang tak dapat dipisahkan dari sokongan internet dan multimedia komunikasi global. Hal ini juga disampaikan oleh Olised (2007), bahwa kapasitas untuk menyampaikan pernyataan sebagai bentuk komunikasi kepada masyarakat di seluruh penjuru dunia dipegang oleh masyarakat sipil. Internet dan teknologi yang menyertainya memunginkan seseornag untuk mempublikasikan dan menyebarkan pendapat dan analisis serta mendapat umpan balik mengenai masalah dan peristiwa lokal dan global yang relevan bagi mereka setiap hari.


Gagasan di balik jurnalisme warga adalah masyarakat tanpa pelatihan jurnalisme profesional dapat menggunakan alat-alat teknologi modern dan disposisi global internet untuk mengolah informasi yang didapatkannya untuk lantas disebarkan sebagai suatu berita. Jurnalisme warga memfokuskan tujuan utama misi media berita. Menurut Fouhy dari Pew center for Civic Journalism (1996), jurnalisme warga merupakan satu upaya menghubungkan kembali keprihatinan yang dekat dengan penulis maupun pembaca. Yang perlu digaris bawahi adalah komponen 5W + 1H senantiasa harus terkandung dalam produk utama jurnalisme, yakni berita. Hal demikian dikarenakan pertanyaan mendasar seperti alasan pentingnya suatu kejadian bagi penulis harus jelas tercantum dalam berita yang menjadi luaran utama.


Jurnalisme warga biasanya melibatkan pemberdayaan warga sipil untuk terlibat dalam kegiatan yang dulunya merupakan domain wartawan professional. Menurut Huesca dari San Antonio University (2001), melakukan jurnalisme warga dengan benar berarti membantu kru koresponden yang biasanya termarginalkan oleh berita yang umum ditemui, seperti wanita berpenghasilan rendah, minoritas, dan pemuda.
Berangkat dari hal ini, Kelompok 370 KKN Tematik UMD 2021/2022 memutuskan untuk melaksanakan pelatihan jurnalistik warga di Desa Wringin. Kegiatan ini merupakan salah satu aktivitas yang mendukung program kerja utama mengenai digital marketing produk tape. Tujuan utama diadakannya pelatihan ini adalah agar sasaran berdikari dalam mempromosikan produknya. Pun demikian dengan upaya mempromosikan potensi Desa Wringin secara umum.

Penggunaan teknologi sebagai penunjang promosi desa secara umum dan produk tape secara khusus di Desa Wringin sangat rendah. Hal ini dapat dibuktikan dengan sedikitnya publikasi di internet baik mengenai Desa Wringin maupun tape asal Wringin. Dengan kemajuan teknologi yang dimanfaatkan secara proporsional, maka media promosi melalui internet yang kini dapat dijangkau oleh siapa saja akan mudah dijangkau audiens sasaran.

KKN Tematik Universitas Jember Membangun Desa 2021/2022 di Desa Wringin dilaksanakan mulai tanggal 20 Juli Hingga 23 Agustus 2022. Tujuan utama dari program kerja yang disusun oleh Kelompok 370 memajukan UMKM tape yang menjadi keunikan di Desa Wringin. Hal ini dilaksanakan melalui upaya digital marketing produk tape, pemberdayaan SDM pelaku usaha tape, pembentukan prototipe percontohan rombong tape, hingga pelatihan jurnalistik warga. Dalam pelaksanaan program kerja pelatihan jurnalistik warga, pada tahap awal dilaksanakan identifikasi mandiri dilanjut dengan diskusi dengan pemuda desa. Melalui diskusi ini, didapatkan sasaran utama yakni siswa MA Nurud Dhalam, Desa Wringin.


Rasionalisasi dari pemilihan siswa MA Nurud Dhalam sebagai peserta dari kegiatan ini adalah adanya relasi siswa dengan sasaran utama yakni pedagang tape di Dusun Wringin Tengah, Desa Wringin. Sebagian besar peserta berasal dari Dusun Wringin Tengah. Ditambah lagi, sebagian dari peserta bersinggungan langsung dengan pelaku usaha tape, seperti kedekatan hubungan darah atau kedekatan tempat tinggal.


Pelatihan dilaksanakan secara tatap muka pada minggu ketiga pelaksanaan KKN, yakni dalam rentang periode 3 Agustus hingga 10 Agustus 2022. Penyusunan materi yang disampaikan ke peserta pelatihan bersumber dari jurnal bereputasi dan narasumber professional. Pelatihan diikuti kurang lebih 60 peserta. Metode yang digunakan adalah off the job training. Tujuan utama dari diterapkannya metode pelatihan ini adalah peningkatan pengetahuan peserta mengenai dasar-dasar jurnalistik. Materi yang disampaikan antara lain pengertian jurnalisme, bidang-bidang jurnalisme, saluran jurnalisme, pengantar mengenai jurnalisme warga, berita sebagai produk utama jurnalisme, komponen berita, dan cara menulis dengan baik dan ideal. 

20220811-102702-630789b304dff0126f3ad002.jpg
20220811-102702-630789b304dff0126f3ad002.jpg
Selain itu, kegiatan ini difokuskan kepada pengalaman belajar peserta mengenai jurnalisme. Ide-ide baru mengenai upaya promosi Desa Wringin secara umum dan tape asal Wringin secara khusus merupakan tujuan utama dari diadakannya program kerja ini. Pengetahuan baru yang didapatkan peserta dari diadakannya pelatihan ini diharapkan akan membuka cakrawala baru tentang jurnalisme warga.
Peserta juga diberikan informasi berupa data pedagang tape hasil wawancara oleh kelompok 370 yang pantas diberikan skenario tertentu untuk dituliskan sesuai kaidah berita. Ajakan untuk latihan menulis ini merupakan bentuk pembelajaran aktif untuk mempraktekkan teori yang sebelumnya telah disampaikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun