Mohon tunggu...
Erwin Silaban
Erwin Silaban Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati Indonesia dari seberang lautan. Deutsch-Indonesischer Brückenbauer. Penghubung Indonesia-Jerman

Dosen di School of International Business, Hochschule Bremen, Jerman. Anak rantau dari Hutajulu, Dolok Sanggul, SUMUT.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Lockdown di Jerman: PSBB dan Perubahan Perilaku Seks karena Pandemi Corona

12 Februari 2021   14:53 Diperbarui: 12 Februari 2021   17:47 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengaruh Lockdown Terhadap Aktivitas Seks di Jerman. Sumber: https://www.iamexpat.de

Laut einer Umfrage des Sexspielzeug-Herstellers We-Vibe hatte jede fuenfte Person, die mit der Partnerin oder dem Partner zusammenlebt, im Lockdown im Fruehjahr mehr Sex als sonst. https://www.emotion.de/psychologie-partnerschaft/liebe-sex/sex-corona-zeiten

Menurut jajak pendapat produsen alat permainan seks We-Vibe, setiap orang kelima yang telah punya pasangan hidup, selama PSBB di Jerman awal tahun 2020, lebih sering melakukan seks daripada biasanya. Demikian kutipan dari We-Vibe, Maret 2020.

Berbicara tentang seks bukanlah hal lumrah di Indonesia. Bagi banyak orang seks masih merupakan barang tabu. Studi tentang perilaku seks juga masih merupakan tema yang belum banyak dilakukan. Lain halnya dengan di Jerman, seks dibahas secara terbuka. Bahkan di sekolah sudah diajarkan tentang pencerahan seks, misalnya bagaimana terjadinya bayi. Jangan salah, yang diajarkan bukanlah tentang perilaku seks bebas. Yang diberikan adalah pengertian agar siswa menghargai tubuh mereka, memahami fungsi tubuh dan organ tubuh mereka.

Hal yang tak terduga kemudian datang dan tiba-tiba terjadi: Lockdown atau dalam bahasa Jerman disebut Ausgangsbeschraenkung atau PSBB karena pandemi Corona! Semua harus berdiam diri di rumah.

Mulai pertengahan Maret 2019 di seluruh Jerman berlaku Ausgangsbeschraenkung (lockdown) alias PSBB. Sekolah ditutup dan tiba-tiba siswa harus belajar di rumah, kampus ditutup dan kuliah berlangsung lewat konferensi video. Pegawai, karyawan dan lain-lain tiba-tiba "menganggur" dan tak pergi ke tempat kerja, ke kantor, ke pabrik dll. Semua melakukan homeoffice atau work from home WFH. Yang biasanya pukul 7 pagi sudah cantik, ganteng, rapih berdandan, eh masih sarungan, bercelana pendek, atau cuma pakai daster! Atau hanya berpakaian seadanya!

Lockdown karena pandemi Corona di Jerman! Penduduk dihimbau untuk tidak ke luar rumah. Kalaupun ke luar rumah hanya bila perlu, misalnya untuk berbelanja makanan. Bertemu dengan orang lain dibatasi, tidak boleh lebih dari 5 orang. Dari mulai bangun di pagi hari sampai tidur lagi di malam hari: suami isteri tak bisa menghindari satu sama lain, demikian juga dengan anak-anak. Anak-anak tidak boleh bermain dengan anak-anak yang lain di luar. Taman bermain ditutup. Mall ditutup. Tidak jarang semuanya berujung pada konflik. Bertemu di luar pun dibatasi, bertandang ke rumah orang lain juga.

Lalu apa yang dilakukan selama terkurung di rumah, khususnya yang sudah punya pasangan? Setiap saat selama beberapa bulan hanya melihat "yang itu-itu saja"! Bagaimana dengan perilaku seks warga di Jerman selama lockdown? Apakah aktivitas seks berkurang atau justru meningkat? Selama pandemi Corona peneliti seks di Jerman menyibukkan diri dengan dampak krisis akibat Corona pada kehidupan seks pasangan di Jerman. Dan hasil yang ditemukan mengejutkan mereka.

"Karantina bersama" (bukan karena terpapar Corona!) karena Corona: lebih banyak seks atau pertengkaran? Satu pasangan selama masa lockdwon Corona bisa mengalami dua-duanya sekaligus. Setiap orang keenam merasa, berdasarkan jajak pendapat tersebut, bahwa selama di awal-awal lockdown pasangan mereka lebih sering membuat jengkel mereka. Bahkan sampai ada yang punya pikiran untuk bercerai.

Berdasarkan pengamatan para ahli, krisis Corona bukanlah penghalang dan faktor buruk untuk aktivitas seks pada yang sudah berpasangan. Justru sebaliknya. Bahkan intensitas aktivitas seks mereka meningkat. Dari perilaku beli konsumen di Jerman terlihat bahwa terjadi Hamsterkauf atau panic buying pada produk berikut: tisu WC dan KONDOM, khususnya di awal lockdown di Jerman. Di banyak supermarket, berhari-hari, tidak ada tisu toilet. Begitu barang ada, langsung habis dalam sekejap dan karena itu ada pembatasan jumlah pembelian. Setiap pembeli hanya boleh membeli 1 bungkus tisu toilet (dengan isi 9 gulung). Untungnya fenomena tisu toilet tidak sampai menular ke kondom.

Seorang juru bicara Amorelie, yang menjual barang-barang erotik secara online, menyatakan, bahwa mereka membukukan peningkatan pemesanan selama lockdown di Jerman. Selama masa lockdown kedua, yaitu November sampai Desember 2020, terjadi peningkatan penjualan sebesar 170%, dibandingkan pada lockdown pertama pada Maret hingga April 2020.  

Produsen kondom Einhorn dan Ritex, menurut keterangan mereka, mencatat omset penjualan yang meningkat secara signifikan selama lockdown pertama. Menurut Ritex, penjualan mereka meningkat 2 kali lipat dibanding bulan yang sama pada tahun lalu, demikian pemberitahuan mereka kepada koran Jerman FAZ. Khususnya kemasan jumbo yang berisi banyak, makin sering terjual. Di samping itu penjualan alat-alat permainan seks juga meningkat drastis, seperti yang disebutkan oleh Toko Erotik Online "Eis.de". Seiring dengan munculnya virus Corona, penjualan toko ini juga meningkat dua kali lipat.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun