Mohon tunggu...
Erwin FORTUNA Setiawan
Erwin FORTUNA Setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa

anak kampung hobi nulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Makan Bedulang: Menghidupkan Warisan Budaya Belitung dan Menyemai Kekayaan Kebersamaan

9 September 2023   21:13 Diperbarui: 9 September 2023   22:17 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pulau Belitung, yang sering disebut sebagai Negeri Laskar Pelangi, merupakan sebuah tempat yang menyimpan kekayaan yang luar biasa. Baik kekayaan alam, kuliner, tambang, maupun tradisi, pulau ini memiliki semuanya. Salah satu tradisi yang mempesona di Pulau Belitung adalah budaya makan bedulang. Istilah "bedulang" mengacu pada nampan besar yang digunakan untuk menyajikan makanan secara bersama-sama. Makan bedulang melibatkan 4 hingga 6 jenis hidangan tradisional khas Belitung yang disajikan dalam dulang besar. Tradisi ini memberikan kesempatan kepada orang-orang untuk merasakan kenikmatan hidangan tradisional Belitung secara bersama-sama.

Menu makan bedulang biasanya terdiri atas ayam bumbu ketumbar, ikan panggang, sambal nanas, sambal goreng ati ayam, sate ikan, dan gangan Belitung. Gangan adalah hidangan yang paling menarik dan menjadi pusat perhatian saat makan, karena diletakkan di tengah dulang dan menjadi satu-satunya hidangan berkuah. Setiap hidangan memiliki cita rasa khasnya sendiri, dengan bahan-bahan lokal yang berasal dari Belitung. 

Saat makan bedulang, setiap orang menggunakan piring pribadinya sendiri sebagai alas makan, sehingga mereka dapat memilih nasi dan hidangan sesuai selera masing-masing. Dengan demikian, tidak ada kekhawatiran tentang hidangan yang tidak disukai yang muncul di piring mereka.

Makan bedulang tidak hanya memberikan kesempatan untuk menikmati kelezatan hidangan khas Belitung, tetapi juga membangun rasa kebersamaan di antara para peserta. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, makan bedulang dilakukan oleh 4 hingga 5 orang yang duduk mengelilingi dulang makanan. Dalam suasana seperti ini, kebersamaan terjalin, dan menikmati hidangan dengan berhadapan satu sama lain mengelilingi dulang menciptakan rasa kekeluargaan yang erat di antara mereka. Tradisi ini biasanya dilakukan dalam acara-acara penting di Pulau Belitung, seperti upacara adat, syukuran, pernikahan, kelahiran, atau khitanan.

Seiring dengan perkembangan zaman, Pulau Belitung semakin dikenal oleh masyarakat di luar sana. Oleh karena itu, penting bagi daerah Belitung untuk mendirikan lebih banyak restoran yang mengusung konsep makan bedulang. Saat ini, ada beberapa restoran dengan konsep ini, tetapi masih terbatas dan tidak banyak dikenal oleh wisatawan asing. Dengan menyajikan hidangan khas Belitung di atas dulang dan menikmatinya bersama, restoran-restoran semacam ini dapat memperkenalkan budaya yang ada di Pulau Belitung kepada wisatawan, serta meningkatkan pendapatan daerah.

Pada akhirnya, semuanya dimulai dari kita sendiri. Daerah kita memiliki kekayaan budaya yang indah dan unik. Oleh karena itu, sebagai masyarakat Belitung, kita memiliki tanggung jawab untuk membangkitkan jiwa nasionalisme terhadap budaya kita sendiri. Budaya makan bedulang merupakan salah satu warisan berharga yang harus kita lestarikan dan kenalkan kepada dunia.

Untuk itu, selain mendirikan lebih banyak restoran bertema makan bedulang, kita juga dapat mengembangkan berbagai inisiatif kreatif untuk menarik minat wisatawan. Misalnya, mengadakan acara budaya khusus yang menampilkan prosesi makan bedulang dengan tampilan yang megah dan menawan. Kita dapat melibatkan seniman dan budayawan lokal untuk menciptakan pertunjukan yang memukau, dengan kostum dan dekorasi yang memancarkan keindahan tradisi makan bedulang.

Selain itu, kita dapat mengadakan workshop atau kelas memasak khusus, di mana wisatawan dapat belajar langsung dari para ahli kuliner Belitung tentang cara menyajikan hidangan makan bedulang. Hal ini tidak hanya akan memberikan pengalaman yang unik bagi para wisatawan, tetapi juga dapat meningkatkan apresiasi mereka terhadap budaya lokal dan mendorong mereka untuk menjelajahi lebih dalam ke dalam pesona Belitung.

Tidak hanya dalam skala lokal, kita juga dapat mempromosikan budaya makan bedulang secara global melalui pameran internasional, festival makanan, atau media sosial. Kita dapat menunjukkan kepada dunia bahwa makan bedulang bukan hanya sekadar makan bersama, tetapi juga merupakan sebuah seni dan filosofi hidup yang mengajarkan kita tentang nilai-nilai kebersamaan, kekeluargaan, dan kearifan lokal.

Makan bedulang adalah salah satu cara untuk menghidupkan warisan budaya Belitung dan menyemai kekayaan kebersamaan. Mari kita jaga dan lestarikan tradisi ini sebagai bagian dari identitas kita sebagai bangsa Indonesia.

Penulis: anonim SMA NEGERI 1 DAMAR

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun