Mohon tunggu...
Healthy

Perawat Bagian dari Pilar Utama Masyarakat

1 Juni 2017   09:55 Diperbarui: 1 Juni 2017   10:06 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Profesi perawat di dunia diawali pada zaman purbakala (Primitive Culture) sampai pada munculnya Florence Nightingale sebagai pelopor perawat yang berasal dari Inggris. Perkembangan profesi perawat di zaman dewasa ini, sangat dipengaruhi oleh perkembangan struktur dan kemajuan peradaban manusia. Diawali pada zaman purbakala, Zaman keagaman, zaman masehi, Pertengahan abad VI Masehi dan permulaan abad XVI.

Pada masa itu, struktur dan orientasi masyarakat berubah pada perang, eksplorasi kekayaan. Tempat-tempat ibadah ditutup, pada hal tempat itu  untuk digunakan oleh orde-orde agama untuk merawat orang sakit. Dengan adanya perubahan itu, sebagian dampak negatifnya bagi tenaga perawat dan dampak positif adalah dengan adanya perang, untuk menolong korban perang  pada masa itu,  sehingga dibutuhkan banyak tenaga perawat sebagai sukarela (pilar utama masyarakat), mereka terdiri dari orde-orde agama, wanita-wanita yang mengikuti suami untuk berperang dan tentara yang bertugas rangkap sebagai perawat sukarela pada saat itu.

Perkembangan perawat Indonesia pada saat ini, sudah tentu berbeda  pada zaman sebelumnya. Hal ini karena meningkatya lulusan perawat tiap tahun yang sudah jelas tidak sebanding dengan lapangan kerja yang di sediakan oleh pemerintah. Sehingga memberikan dampak negativ untuk perawat setiap tahunan yang belum tentu berkualitas. Hal ini akan menjadi tantangan terbesar perawat di masa mendatang  dengan jumlah yang meningkat. Namun minimnya kesejahteraan perawat, dan inilah yang dari dulu perawat memperjuangkan bersama-sama. Banyak pemikiran yang berkembang, banyak versi yang muncul tentang kesejahteraan yang dalam bahasa aplikatif dinamai “Jasa Perawat”.

Perawat bagian dari pilar utama masayarakat yang bekerja dengan kiat dan ilmu selayaknya mendapatkan nilai kesejahteraan itu secara lebih baik. Mendapatkan jasa yang sesuai dengan pelayanan profesionalnya menjadi penting sebagai bentuk pengakuan masyarakat terhadap kinerjanya. Selama ini Perawat belum menemukan hal tersebut secara baik. Mungkin sebagian orang mendapatkannya, tapi bukan karena profesinya sebagai Perawat namun lebih Kerennyaa, “status pekerjaan luar dari profesi perawat”.

Hal ini perawat memiliki peran utama berjaga pasien selama 24 jam sehari, melakukan injeksi dua sampai tiga kali sehari per pasien, melakukan edukasi, memberikan support emosi, mempersiapkan pre operasi dan lain-lain. Tindakan yang jumlahnya ratusan, hampir tidak pernah mendapatkan jasa seperti halnya seorang dokter. Mengapa bisa demikian? Jawabannya tentu beragam. Dan tidak cukup membahas jawaban-jawaban itu dan alasan-alasan yang disampaikan. Hanya punya satu kalimat yang dirasakan dengan cukup menggambarkan kondisi itu. Yaitu bahwa, “Perawat memang Pahlawan Tanpa Tanda Jasa.”

Perawat memiliki peran utama di masyarakat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat."Peran perawat dewasa ini sudah dirasakan dan menjadi bagian penting bagi pembangunan bidang kesehatan," kata Kadis Kesehatan ,Syahrizal Antoni. Menurutnya, perawat bisa disebut sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan. Bahkan hal itu dapat disaksikan diberbagai sarana pelayanan kesehatan yang ada. "Bisa disaksikan di Pustu, Puskesmas dan Rumah Sakit.

Namun perawat menjadi pihak paling pertama memberikan pelayanan dan pertolongan pada pasien. Perawat juga menjadi tangan kanan para dokter yang menangani pasien," Namun perawat juga menjadi ujung tombak program Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas). Perawat melakukan kunjungan, perawatan dari rumah ke rumah pasien. dengan peran yang demikian besar diharapkan perawat meningkatkan mutu pelayanan. Maka PPNI merupakan organisasi profesi yang secara langsung memberikan pengendalian pada perawat. diminta terus melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik.

Tetapi system Jasa Asuhah Keperawatan, sudah seharusnya pemerintah dibuat tarif Asuhan Keperawatan per pasien per hari. Persis seperti akomodasi rawat inap. Tapi jangan tanya besarnya rupiah. Agar perawat tidak akan menjadi tukang seperti ‘tukang cukur’ karena kita memotong rambut pasien, ‘tukang sihir’ karena kita melakukan hipnotherapi, ‘tukang pijat’ karena kita melakukan massage. perawat akan tetap sebagai seorang professional, yang sudah menjadi suriteladan dan pilar utama masyarakat, karena kita melakukan tindakan – tindakan perawatan yang jumlahnya ratusan, yang tentu tidak memungkin, tindakan itu  dilakukan oleh seorang di luar profesi perawat.

Hal ini seiring dengan perkembangan, tantangan perawat  untuk merawat pasien di masa yang mendantang, Pagi, siang, sore dan bahkan ketika semua sudah pada terlelap, perawat yang dipertaruhkan untuk merawat masyarakat. Bahkan hari raya pun, perawat rela tidak merayakan hari raya bersama keluarganya, Hari libur yang seharusnya dinikmati bersama kelurganya, tetapi rela tidak libur bersama keluarga, demi merawat masayarakat. perawat tidak memperdulikan, resiko penyakit yang mungkin bisa menular ke mereka. 

Bahkan ada juga sebagian perawat yang menjadi tenaga yang sukarela. Hal ini yang menempatkan jasa perawat dipandang dari sebuah profesi yang mulia, sehingga tidak pantas dihargai seperti tukang. Katanya, kalau setiap melakukan tindakan (memandikan, membersihkan rambut, injeksi, pasang infuse) jika minta dihargai per item, berarti perawat seperti tukang Sehingga bukan tenaga professional lagi. Tetapi pemberian jasa perawatan yang pas adalah dengan system paket, yang ada di beberapa rumah sakit yang dinamakan Jasa Asuhan Keperawatan.

Di samping itu tidak sedikit perawat Indonesia yang selalu bekerja secara profesional, ramah, sopan dan cekatan hanya untuk mendapatkan predikat perawat terbaik versi instansi dimana dia bekerja. Dan demi menjalankan sumpah yang diemban ketika mendapatkan gelar keperawatan. Sungguh istimewa perawat Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun