Mohon tunggu...
Erwin Mawandy Mawandy
Erwin Mawandy Mawandy Mohon Tunggu... -

simpel

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gebrak Pakumis dan Kebutuhan Sarana Sanitasi

10 Oktober 2013   12:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:44 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Topik tulisan: Perkembangan Kondisi Air Minum dan Sanitasi di Permukimandikaitkan dengan Program Pembangunan yang dilakukan Pemerintah

Judul tulisan : Gebrak Pakumis dan Kebutuhan Sarana Sanitasi

Terdapatnya407 kawasan padat, kumuh, dan miskin di Kabupaten Tangerang dengan jumlah 13.950 keluarga dari Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang tinggal di dalamnya merupakan sebuah fakta penting yang menjadi tantangan serius bagi Pemerintah Daerah untuk membenahi persoalan pada Urusan Perumahan. Pelaksanaan Program Gebrak Pakumis (Gerakan Bersama Rakyat, Atasi Kawasan Padat, Kumuh, dan Miskin) merupakan sebuah upaya sekaligus jawaban dalam rangka meningkatkan kualitas kawasan permukiman perdesaan dan perkotaan dengan target utama penyediaan stimulan bagi 81.440bangunan rumah yang saat ini berkategori tidak permanen yang disertai dengan penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas (PSU) yang memadai.

Dari 32 kampung yang telah mendapatkan sentuhan program ini sejak tahun 2011, sangat nampak bahwa kebutuhan masyarakat akan sarana sanitasi dan air bersih berdasarkan rencana kerja warga yang disusun lebih menjadi prioritas utama penanganan PSU yang tentunya dari kebutuhan tersebut membuktikan kepada kita semua bahwa sistem sanitasi yang buruk merupakan faktor utama pembentuk dari kekumuhan sebuah kawasan. Dengan demikian, dapat pula disimpulkan bahwa kawasan padat, kumuh, dan miskin sangat identik dengan persoalan sanitasi, dan pembangunan sarana sanitasi dan air bersih yang layak merupakan salah satu pintu masuk dalam rangka menuntaskan permasalahan pada kawasan-kawasan kumuh tersebut.

Yang juga masih menjadi tantangan bagi Pemerintah Kabupaten Tangerang kedepan berdasarkan dokumen Buku Putih Sanitasi yang disusun adalah masih terdapatnya 24 Desa yang berkategori beresiko sangat tinggi dibidang sanitasi. Dengan demikian tentu perlu dipikirkan strategi dan kebijakan khusus agar sarana sanitasi dan air bersih dapat terbangun di desa-desa tersebut dan dapat terpelihara dengan baik dengan cara meningkatkan keswadayaan dari masyarakat penerima program. Keterlibatan ini tentunya menjadi penting agar kemandirian masyarakat dapat tercipta. Disisi lainnya program peningkatan kualitas fisik lingkungan ini harus disertai pula dengan program pemberdayaan dibidang ekonomi dan sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun