Mohon tunggu...
Erwin Mawandy Mawandy
Erwin Mawandy Mawandy Mohon Tunggu... -

simpel

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Ada Keteladanan Dari Seorang Juru Parkir"

3 September 2010   02:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:29 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Seperti biasanya setiap menuju ketempat kerja, saya seringkali melewati jalan kecil yang menghubungkan jalan itu dengan jalan raya yang lalu lintasnya dapatlah dikatakan sangat ramai terutama pada pagi dan sore hari dikarenakan berdekatan dengan lokasi pasar. Oleh Karenanya, setiap kendaraan yang akan masuk ataupun keluar dari jalan kecil tersebut baik sepeda motor maupun mobil jika berasal ataupun menuju jalan raya tersebut tentunya membutuhkan seorang juru parkir yang lebih kita kenal sebagai "Pak Ogah" yang akan membantu kita melintasi, mengingat di jalan tersebut tidak terdapat lampu pengatur lalu-lintas. Bagi Saya sendiri yang sangat menggugah dari Sang Juru Parkir itu adalah betapa pekerjaan yang dia jalani setiap harinya dilakukan secara ikhlas, penuh keceriaan dan setiap kali saya melintas tidak pernah sekalipun saya melihat ia merasa kesal ataupun jengkel terhadap tingkah polah para pengendara yang kadangkala ingin menang sendiri. Dari setiap uang yang ia terima dari pengendara baik Rp. 100,-, Rp. 500,- atau mungkin Rp. 1.000,-, tak pernah ia luput untuk mengucapkan TERIMA KASIH kepada pengendara dan kata ALHAMDULILLAHIROBBIL'AALAMIIN kepada yang Maha Kuasa. Dan Kata-kata TERIMA KASIH serta ALHAMDULILLAHIROBBIL'AALAMIIN yang diucapkan oleh sang juru parkir itulah yang seringkali membuat saya rindu untuk terus melintasi jalan tersebut meskipun sebenarnya ada jalan lain yang lebih lebar yang dapat saya lewati.

Ada pancaran kemuliaan dari ucapan kata-kata sederhana tersebut yang sebenarnya dapat dengan mudah dilakukan oleh semua umat muslim didunia. Pancaran kemuliaan tersebut tentunya hanya dapat dipantulkan oleh manusia sederhana, beriman, dan memiliki kekuatan dan kebeningan hati untuk terus bersyukur terhadap apa yang ia terima. Dari raut mukanya, tak pernah sebersit pun saya melihat ada kegalauan ataupun kerisauan terhadap berapa rezeki yang akan ia kumpulkan di hari tersebut untuk menafkahi hidupnya dan keluarganya. Ia sangat percaya bahwa ia memiliki Saudara dan Tuhan yang akan menolong Ia pula. Dengan kecekatan yang dimiliki ia bekerja dan terus bekerja membantu setiap pengguna jalan yang melintas dengan penuh senyuman. Tentunya hal ini sangat kontradiktif apabila kita hadapkan dengan kenyataan pada diri kita sendiri ataupun pada kondisi bangsa ini yang seringkali kurang memiliki rasa syukur terhadap apa yang dimiliki. Yang selalu kita lihat adalah orang lain yang secara ekonomi berada diatas kita, sehingga terkadang sang nafsu menjerat kita dan kita lupa akan kata TERIMA KASIH serta ALHAMDULILLAHIROBBIL'AALAMIIN.

Tentunya ada keteladanan dari orang sederhana tersebut. Dan apabila semua orang melakukan hal tersebut tentunya dapatlah dibayangkan betapa menjalani kehidupan didunia ini amatlah indah. Ada Kesederhanaan, Ada Keceriaan, ada Kerja Keras, Ada Penghormatan, dan yang terpenting adalah Adanya Rasa Syukur terhadap apa yang kita miliki. Semoga Ramadhan yang sebentar lagi berlalu ini, akan membawa keberkahan bagi kita semua dan SANG JURU PARKIR tersebut. Amiiin ya Robbal 'Aalamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun