Mohon tunggu...
erwin afian
erwin afian Mohon Tunggu... -

sendiri setia pada sunyi berteman sepi dalam bayang-bayang Tuhannya.......

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

jari tengah untuk Tuhan

6 September 2012   09:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:51 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

entah sejak kapan fenomena itu mulai menyebar menjadi virus. yang pasti sekarang orang-orang mulai berani mengekspresikan perasaan pada tuhannya. mengangkat tangan menunjukkan jari tengahnya keatas pada tuhan. aku jadi ingin tahu apa sebab orang-orang itu melakukannya. dan pencarian tahu itu aku mulai dari selangkah kakiku meninggalkan pagar halaman rumah.

kulihat sekelompok pedagang berjajar berdiri mengangkat jari tengahnya ke atas.sementara di belakangnya nampak jelas bekas puing-puing kebakaran sehari sebelumnya. yang menghanguskan pasar dan harapan mereka. di seberang jalan di pelataran kantor pemerintah seorang kepala daerah mengangkat jari tengahnya ke atas dengan borgol menggantung diiringi sejumlah anggota sebuah komisi pemberantasan korupsi. sepuluh langkah berikutnya.  di sekitar perkampungan porak poranda  bekas pertikaian sebab beda keyakinan. para pemuka agama mengangkat jari tengahnya ke atas. diikuti jemaah dan jemaat masing-masing. di halte bus seorang perempuan belia meremas foto pasangannya dengan berlinang airmata kebencian sambil mengangkat jari tengahnya ke atas.di sampingnya pria penuh tato melumuri badannya mengangkat jari tengahnya ke atas sementara tangan satunya memegang pipi yang membengkak sakit gigi.

sampailah kakiku di halaman istana kepala sebuah negara. di depan pintu ia  mengacungkan jari tengahnya ke atas setelah sebagian pendukungnya dijadikan tersangka.

akhirnya kaki ini letih sendiri. berhenti di depan toko waralaba. terkejutku tiba-tiba saat kulihat diriku dalam pantulan kaca membias sosok telanjang tanpa selembar benang. rambut panjang awut-awutan, jambang dan kumis liar menghias. layaknya orang gila yang sering kulihat di depan kantor polisi. sementara tanganku pun terlihat terangkat keduanya dengan jari tengah menunjuk ke atas......

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun