Mohon tunggu...
erwin afian
erwin afian Mohon Tunggu... -

sendiri setia pada sunyi berteman sepi dalam bayang-bayang Tuhannya.......

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tweet Si Pelaku Tawuran

2 Oktober 2012   22:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:21 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

seragamku putih abu-abu. telah kucuci berbagai merk deterjen. namun masih saja  bercak-bercak merah kehitaman yang mulai mengering itu tak mau hilang .

seragamku putih abu-abu. telah kurendam berbagai macam pengharum cucian. namun amis anyir bau itu masih menyengat tak mau hilang juga.

pisau belati tajam berkarat. yang ujungnya masih basah oleh darah. telah kukubur dalam galian tanah. namun masih saja kelihatan. berkilat.

amarah tanpa sebab jelas itu telah kusiram bensin dan kubakar. namun tak juga terbakar habis.

seraut wajah penuh senyum itu telah kuhapus dengan berpuluh karet penghapus. namun masih saja terlihat tak mau hilang. bahkan saat mata terpejam dalam tidurku. senyum itu tiada habis diberikan untukku.

televisi telah kumatikan. kabel power telah kupotong dengan gunting ujungnya. namun masih saja menyala. menayangkan peristiwa tawuran itu. berulang. tanpa jeda iklan.

wajah ini telah kukupas. kuganti wajah lainnya. namun bias cermin masih saja terpantul wajah itu. wajah yang sama.

bahkan tiap doa ampunan yang kutulis dan kukirimkan pada tuhan di tengah malam-malamku. keesokan paginya saat kubuka pintu. telah teronggok dikembalikan tak terkirim.

kini tajam pisau telah menempel ujungnya di dadaku. tepat di sebelah letak jantungku. siap menembusnya.

sementara wajah penuh berlumur darah itu memenuhi dinding kamarku. masih dengan senyum yang sama. senyum terakhirnya.......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun