bagai terbangun dari mimpi panjang. ia bangkit mencoba berdiri. sambil membetulkan letak serangkaian bahan peledak yang tergantung melilit dadanya dengan untaian kabel berwarna warni. membelitnya. benar. ia adalah salah satu tersangka teroris yang beberapa waktu silam dikabarkan mati dengan luka tembak. saat sebuah densus anti teror mengepungnya. berusaha menangkapnya.
sejenak ia nampak bingung. menengok ke kiri ke kanan. sebuah tempat asing. pikirnya. dimanakah ini? tanyanya bergumam. sebuah tempat yang hampa tanpa tempat berpijak. ia melayang. biru laut adalah warna yang nampak olehnya. bukan langit. katanya lagi pada dirinya sendiri. inikah surga? tapi manakah bidadari yang menghuninya? yang katanya akan berbondong-bondong menyambutnya? jangankan telanjang bidadari. buah segala macam buah yang katanya ranum dan tinggal petik saja nggak ada.
belum lagi habis rasa herannya. tiba-tiba bahunya terasa ada yang menepuk dari belakang. terkejut ia. sambil menengok ia mengambil pisau yang terselip di pinggangnya. digenggam erat siap menikam. dilihatnya seseorang berseragam lengkap bersenjata laras panjang berdiri dibelakangnya. sekejap ia tikamkan pisau itu. menancap tepat pada jantung sasarannya. orang berseragam itu jatuh terkapar. ia tidak siap dengan reaksi yang begitu cepat. tapi heranlah saat dengan tenang ia dapat segera bangkit kembali sambil mencabut pisau yang menancap tembus jantungnya.
kita sudah sama-sama mati nggak usah saling bunuh lagi. katanya seraya mengembalikan pisau yang berlumur darah itu pada pemiliknya. diterimanya pisau itu dan bergumam. maafkan aku. tadi hanya refleks. tapi dimanakah kita ini? yang ditanya menggelengkan kepala. kupikir kita telah sampai di surga. namun kenapa tempat ini tidak seperti surga yang pernah kita dengar? lanjutnya ikut heran.
kalo begitu ayo kita sama-sama cari tahu dimanakah sebenarnya kini kita berada? dan mereka pun bergandengan tangan bagai kakak beradik bersaudara. yang hilang di tengah pasar malam........
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H