Mohon tunggu...
Erwindya Adistiana
Erwindya Adistiana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Learning by Experience

Penulis pemula yang tertarik pada hal-hal seperti sejarah, militer, politik dan yang lain-lannya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Akankah Amerika Kembali ke Era Trump?

29 Juli 2022   11:04 Diperbarui: 29 Juli 2022   15:05 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendukung Trump yang masih percaya jika Trump telah dicurangi pada pemilu tahun 2020 dan memenangkan pemilu tersebut | Sumber Gambar: news.sky.com

Pada hari Sabtu tanggal 7 November tahun 2020, Joseph Robinette Biden Jr., atau yang akrab disapa "Joe Biden" dan merupakan mantan Senator dari Negara Bagian Delawere dan juga Wakil Presiden Amerika Serikat di bawah pemerintahan Presiden Barack Obama, pada akhirnya berhasil memenangkan Pemilihan Presiden Amerika Serikat tahun 2020 dan terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat yang ke-46. 

Terpilihnya Biden sebagai Presiden juga seakan menandai suatu harapan baru, di mana dengan terpilihnya Biden sebagai Presiden Amerika Serikat juga menandai berakhirnya kepresidenan Donald Trump yang telah menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat dari Januari tahun 2017 setelah memenangkan Pemilu tahun 2016 dan semasa masa kepemimpinan Trump sebagai Presiden banyak diwarnai dengan kontroversi. 

Tidak heran jika menangnya Biden pada pemilu tahun 2020 merupakan suatu pertanda akan harapan baru setelah 4 tahun Amerika berada di bawah kepemimpinan yang penuh akan hal-hal yang kontroversial dan sarat dengan pemberitaan-pemberitaan yang negatif akibat ulah dan tingkah Trump.

Bahkan di hari-hari terakhir kepemimpinan Trump, satu lagi hal kontroversi pun kembali terjadi dan akan terus melekat erat pada sejarah Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Trump, di mana para pendukung Trump menyerbu Gedung Capitol pada tanggal 6 Januari tahun 2021 guna menggagalkan sertifikasi kemenangan Biden sebagai Presiden Amerika Serikat pada pemilu tahun 2020. Trump diketahui telah memobililasisi para pendukungnya guna bertindak anarkis hingga berujung pada penyerbuan Gedung Capitol dan hal ini pula-lah yang menuntun pada "impeachment" atau pemakzulan kedua kalinya Trump sebagai Presiden. Trump juga tercatat dalam sejarah Amerika Serikat sebagai Presiden Amerika pertama yang dimakzulkan hingga dua kali.

Tidak heran ketika di hari pelantikan Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat, banyak berita-berita terutama berita Internasional yang memberitakan suatu harapan baru setelah berakhirnya kepemimpinan Trump yang sarat akan hal-hal kontroversial dan kerap menyindir negara-negara lain. Tajuk berita yang banyak ditampilkan adalah "America is Back" atau Amerika telah kembali di bawah kepmimpinan yang tepat.

Biden ketika diambil sumpahnya sebagai Presiden Amerika Serikat pada 20 Januari 2021 | Sumber Gambar: Getty Images
Biden ketika diambil sumpahnya sebagai Presiden Amerika Serikat pada 20 Januari 2021 | Sumber Gambar: Getty Images

Namun sayangnya lambat laun kepemimpinan Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat seakan seperti meredup. Suatu harapan akan kepemimpinan baru yang akan membawa suatu perubahan yang lebih baik seakan seperti berubah menjadi sesuatu yang tidak diharapkan. Bahkan bayang-bayang akan kembalinya Trump sebagai Presiden Amerika Serikat seakan seperti kembali menghantui, karena rupanya apa yang diharapkan oleh sebagian besar rakyat Amerika dari kepresidenan Biden sepertinya tidak banyak terjadi.

Merosotnya popularitas Biden sebagai Presiden Amerika Serikat rupanya juga seperti membawa dampak buruk bagi Partai Biden, yaitu Partai Demokrat. Karena pada November tahun 2022 ini, Partai Demokrat harus menghadapi "Mid-Term Election" atau pemilu paruh waktu yang merupakan pemilu untuk memperebutkan kursi di legislatif yaitu Kongress dan Senate Amerika Serikat dan juga kursi kepala daerah di beberapa negara bagian. 

Baca juga: The Bradley Effect

Sayangnya meredupnya pamor Biden sebagai Presiden Amerika Serikat rupanya juga akan berdampak buruk kepada Partai Demokrat pada mid-term election November tahun 2022 ini, karena Partai Demokrat yang merupakan Biden sendiri diprediksi akan mengalami kekalahan yang cukup signifikan pada pemilu mid-term election ini dan kemungkinan terburuknya adalah Partai oposisi yaitu Partai Republican akan merebut kekuasaan baik di Kongress maupun Senate atau bahkan keduanya. Sedangkan Trump sendiri masih memiliki pengaruh besar di Partai Republican karena Trump yang notabene masih populer.

Hal ini-lah yang pada akhirnya menimbulkan berbagai pertanyaan, salah satunya adalah akankah Amerika Kembali ke Era Trump? Dan lantas mengapa Biden yang tadinya diharapkan membawa suatu harapan yang lebih baik dibandingkan Trump, mengapa justru kontradiktif dari harapan tersebut?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun