Mohon tunggu...
Erwin Alwazir
Erwin Alwazir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Karyawan Swasta

Rayakan Kata dengan Fiksi, Politik, Humaniora dan keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Tips Ringan Mengatasi Dampak Kenaikan Harga

19 November 2014   01:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:28 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BBM naik dan Sembako turun, itu menggelikan.  BBM dikabarkan akan naik, sembako perlahan  menghilang,  Itu modus pengusaha mengeruk keuntungan. BBM naik dan sembako melesat tak terjangkau gaji bulanan kaum buruh, itulah Indonesia.

Sekarang BBM sudah dinaikkan. Sembako walau agak malu-malu kelak  ikut-ikutan naik  biar dipandang solider dan kompak. Mungkin ada pihak yang  menerima dengan segala pemahaman yang sulit dicerna orang awam. Orang awam mungkin akan mencela dengan segala stempel dari kita. Nggak ngerti, korban subsidi dan lainnya.

Terserahlah sampai mana debat dan diskusinya berujung. Mau saling memahami atau saling pentungi, monggo lakukan. Asal tak melibatkan orang-orang yang terkesan pasrah dengan kenaikan tersebut.  Jumlah mereka mungkin lebih banyak dari yang sibuk membela dan mencela tadi.  Keduanya berkoalisi saja belum tentu jumlahnya melebihi mereka yang hanya bisa pasrah tersebut. Dari pada meributkan itu, rakyat kecil mungkin lebih suka menyusun langkah penghematan untuk meringankan diri dari dampak kenaikan BBM tersebut.

Nah sekarang, untuk mengantisipasi dapur kita tetap menyala dan asapnya  tak kalah semarak dari rumah tetangga yang pake elpiji, ada baiknya mulai sekarang kita merencanakan berbagai penghematan diberbagai bidang. Semua pengeluaran yang tak perlu “dipasung” saja untuk sementara  . Perilaku konsumerisme mesti diturunkan agar dampak melejitnya harga  tak begitu terasa bagi  kita. Apa saja itu?

Saran saya :

1.Kurangi shooping atau jalan-jalan ke mall.

Siapa tahu kita tergoda pada keperluan tak terduga. Misalnya pengen membeli kulkas dua pintu, padahal kertas satu pintu saja isinya sering kosong. Malah tetangga saya saking jengkelnya sama si istri karena pernah mengabikan pembelian kulkas darinya,  Itu kulkas sempat di isi pakaian kotor semalam suntuk. Akibatnya perang mulut terjadi. Itu juga yang berlaku jika kita terjebak membeli sesuatu yang tak berguna atau tak menjadi prioritas  bagi keluarga .

2.Mengurangi  liburan akhir pekan

Jangan dipandang remeh pemborosan yang satu ini. Jika sekali liburan anda menghabiskan biaya 200 ribu, maka sebulan hampir satu juta yang anda gelontorkan. Ubah saja liburannya menjadi liburan dua pekanan.  Dua minggu sekali. Penghematan sudah mencapai setengah juta, apalagi jika liburan yang dimaksud adalah  liburan akhir pekan ke luar negeri. Nominal penghematan sudah pasti lebih dari itu.

3.Stop kebiasaan merokok atau Miras.

Tak usah dijelaskan dampak negatifnya bagi tubuh dan berapa uang yang “dibakar” sia-sia dalam satu bulan atau “dimuntahkan” akibat mabok miras pada waktu bersamaan. Kalau dijelaskan nanti saya di cap antek PKS. Xixixixi...

4.Tentukan segala prioritas dalam segala hal.

Tips kuncinya memang nomer buncit ini. Anda lebih tahu kemampuan finansial dan kebutuhan anda. Saran  di atas tak berlaku jika anda setuju kenaikan BBM, karena saya yakin secara keuangan anda lebih kuat dan tangguh dari pada mereka yang masih berharap di subsidi seperti  saya dan mayoritas tetangga yang pasrah tadi. Penyebabnya karena  penghasilan bulanan kami belumlah seberapa.  Hiks....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun