Membaca artikel sedikit unik kompas.com mengenai kisah sepasang ABG yang rambutnya dicuri orang tak dikenal dalam angkot, membuat saya  cengar-cengir. Kejadiannya sama persis dengan beberapa kasus saat penulis masih SMA dulu.
Kurang tahu persis apa maksud si pencuri tadi hanya mengambil rambut, bukan yang lain. Sontak tanggapan beragam beredar di masyarakat. Ada yang menganggap hanya perbuatan orang iseng. Mungkin pelakunya termasuk kolektor unik. Biasanya orang koleksi perangko atau sepatu, dia lebih suka koleksi rambut ABG.
Yang percaya bahwa pelaku punya kelainan seksuil juga banyak. Bagi yang suka buka-buka mujarobat dan koleksi mantera, perbuatan tersebut dipandang sebagai syarat  terbaik  memelet seseorang yang dicintai.  Atau kalau tidak mereka meyakini bahwa pelaku menaruh dendam pada korban. Rambut yang dicuri nantinya akan diikatkan pada boneka dan korban akan menderita sepanjangan karena santet atau teluh. Serem euy.
Ada juga yang menganggap bahwa apa yang dilakukan pelaku sebagai syarat agar proyek atau apa saja yang dia kerjakan sukses tanpa mendapat rintangan. Potongan rambut konon akan menyatu di pondasi jembatan biar tidak cepat rubuh. Biasanya pelaku seperti ini manusia yang suka mark up anggaran pembangunan. Ada-ada saja.
Namun walau kesannya unik dan menggelikan, kejadian seperti ini jangan dianggap remeh. Hari ini pelaku suka-suka saja koleksi rambut, jangan-jangan besok dia koleksi kuku-kuku gadis ABG. Seremnya bisa berlanjut hingga koleksi kepala. Sebelum menggejala memang sebaiknya si pelaku ditangkap. Iseng-iseng memang boleh. Namun bisa berujung maut jika ketahuan dan massa bertindak kalap.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI