Menteri Susi kembali menegaskan, pemerintah akan mengebom kapal asing yang melakukan penangkapan ikan secara ilegal (illegal fishing) di perairan Indonesia.Telah ada nota kesefahaman antara departemennya dengan markas TNI AL untuk menunaikan tugas negara tersebut (kompas.com)
Ketegasan yang patut diacungi jempol. Namun saya punya saran pada Pemerintah dan Menteri Susi. Menurut saya, Â dari pada kapal Illegal fishing ditenggelamkan dengan cara di bom, mending pinjami saya linggis, obeng dan bor. Di jamin kapal itu pasti dapat saya tenggelamkan dengan biaya murah. Bukankah muatan pokoknya menenggelamkan, bukan menghancurkan?
Kenapa saya menolak pengeboman? Karena  memerlukan biaya yang tak sedikit. Selain itu dapat mengotori dan mencemari lautan. Serpihan Besi kapal yang tenggelam lama-lama berkarat sehingga  arus laut akan membawanya wisata ke berbagai belahan dunia. Pemandangan kurang sedap bila dilihat dari angkasa. Dianggap oleh pemerintah Malaysia Pesawat mereka yang hilang dulu, rupanya serpihan dan potongan kapal yang luluh-lantak dihantam mesiu. Tambah jengkel Malaysia dengan kita karena tertipu dengan pencitraan satelit. Bukan pencitraan lainnya, hehehehe...
Menenggelamkan kapal dengan cara di bom, sekali lagi,  menurut saya memang dianggap patriot tetapi bukanlah sebuah  langkah yang  bijak. Bisa-bisa kita dituduh turut berpartisipasi mengotori lautan dengan sampah oleh organisasi lingkungan hidup nasional atau dunia. Masuk akal. Lautan sudah penuh dengan sampah, baik di dasar maupun permukaan. kita akan dianggap merusak ekosistem laut dengan sengaja. Kecaman jelas akan berbalik arah pada kita. Sebagian besar warga Indonesia akan menganggapnya langkah patriot, tetapi dunia, wabil khusus mereka yang peduli lingkungan hidup akan menganggapnya sebuah keangkuhan. Ingat, masalah ini menjadi pusat perhatian warga dunia, bukan warga kita saja.
Saran saya, jika memang harus ditenggelamkan, bukan didenda atau disita lalu diberikan pada nelayan, mending kapalnya ditenggelamkan dengan cara manual dengan memakai jasa Linggis, obeng, dan alat bor. Jika negara kesulitan tenaga, saya siap menjadi sukarelawan untuk menenggelamkan kapal-kapal ilegal fhising tersebut. Â Percayalah, saya tidak akan menuntut imbalan apa-apa. Tolong siapkan saja nasi bungkus dan kopi selama bekerja. Tapi soal Linggis, obeng dan alat bor, itu adalah senjata utama saya. Jadi harus berada di tempat sebelum tangan ini bekerja.
Negara, siapkah anda menyiapkan Linggis, Obeng dan alat bor buat saya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H