Mohon tunggu...
Erwin Alwazir
Erwin Alwazir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Karyawan Swasta

Rayakan Kata dengan Fiksi, Politik, Humaniora dan keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Memilih Caleg dan Presiden Ideal Versi KPK

2 April 2014   21:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:10 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kpk.go.id

[caption id="" align="aligncenter" width="542" caption="Ilustrasi kpk.go.id"][/caption]

Di tengah kesibukan mereka memberangus "tikus-tikus kantor" yang sering bersembunyi dibelakang meja, rupanya KPK selaku lembaga anti korupsi juga turut mengamati perkembangan politik menjelang pileg dan pilpres 2014, yang rawan dengan penyalgunaan anggaran dan sejenisnya.

Agar rakyat tak salah pilih, KPK menerbitkan jargon “pilih yang jujur” disitusnya. Tak hanya itu, unsur pimpinan KPK seperti Busyro Muqoddas dalam jumpa pers di gedung KPK, Selasa (1/04/214) memberikan tips untukmemilih caleg dan presiden yang paling ideal menurut pandangannya. Menurut Busyro, syarat utama calon yang layak dipilih adalah jujur.

Selain dianggap berintegritas tinggi, calon yang jujur dan berintegritas menurutnya akan menghadirkan sembilan unsur dalam kepemimpinannya : antikorupsi, tidak melemahkan atau menentang pemberantasan korupsi, adil, dapat dipercaya, bertanggung jawab, tidak obral janji, tidak menggadaikan agama, cerdas, bersahaja, dan merakyat.

Lain halnya dengan kriteria Ketua KPK Abraham Samad. Dikutip dari situs KPK, Abraham memberikan tips memilih dengan isyarat 3 “jangan”, yakni jangan memilih mereka yang, “terlibat korupsi, tidak mendukung pemberantasan korupsi, dan melakukan politik uang dalam proses pencalonannya”.

Tips itu diberikan oleh Abraham saat mengkampanyekan tagline KPK “Pilih yang Jujur” di Kampus Universitas Indonesia, Depok pada Kamis (27/3)

Kalau boleh menambahkan 3 “jangan” Abraham Samad tadi dengan “jangan-jangan” yang lain, maka saya menganjurkan para pemilih untuk “jangan” memilih partai atau caleg seperti berikut :

1.Jangan memilih partai yang sengaja melibatkan anak-anak dalam kampanye.

2.Jangan memilih partai yang sesama kadernya suka bikin ribut atau berantem.

3.Jangan memilih partai atau caleg yang suka menyajikan tarian erotis pada konstituen.

4.Jangan memilih caleg yang suka mabuk dan dalam kehidupan sehari-hari kerjanya kurang jelas.

5.Jangan memlih caleg yang tidak memiliki etika, berangasan, suka bagi-bagi uang atau main proyek pemerintah.

6.Jangan memilih partai atau caleg yang suka merugikan di jalan raya atau pedagang K-5.

7.Jangan memilih caleg atas atas dasar kesukuan, tapi pilihlah atas dasar kepribadian.

8.Jangan memilih saya, karena saya tidak suka dengan pilihan anda.

Nah, demikian tambahan 8 “jangan” untuk melengkapi 3 “jangan”-nya Abraham Samad. Bicara soal “jangan” tadi, jangan-jangan Abraham mendukung partai nomer 3 dan saya mendukung partai nomer 8?

Ah, bodoh amat. Namanya juga kebetulan. Jika anda ingin menambahkan saya pribadi tidak keberatan. Namun realitas yang disebutkan di atas sudah kadung terlanjur kita temui selama masa kampanye. Semuanya berpulang pada nurani kita semua untuk membuat negara ini menjadi lebih baik.

Salam Jujur untuk pemilih cerdas.

Baca juga

Tips Memilih Wakil Rakyat Versi KPK

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun