Walikota Bandung, Ridwan Kamil perlu sholat istikharah dulu sebelum mengambil keputusan penting. Kalau bisa jangan terbalik seperti Menpora Imam Nahrawi sehiggan kehilangan momentum dan skala prirotas. Ya, seperti pemgakuan Menpora sendiri, ia pernah menyatakan akan sholat Istikharah dulu sebelum membentuk tim transisi. Busyet, jadi waktu ingin membekukan PSSI dulu Menpora nggak sholat Istikharah? Oya, sudah, tapi tak diumumkan ke publik. Mungkin begitu pernyataan Imam. Lagi-lagi busyet amat. Untuk kejadian super penting seperti pembekuan PSSI pake Istikharah diam-diam, tapi membentuk tim transisi yang sifatnya remeh-temeh dipake tuh Istikharah sambil memberitahu publik. Mungkin untuk menunjukkan bahwa keputusan yang diambil sudah klop dengan “petunjuk” dari langit. Nyatanya meleset. Dan sebagian anggota ada yang mundur.
Nah, agar kiprah Kang Emil kelak juga tak meleset seperti Menpora, saya sarankan Walikota Bandung perlu uga sholat istikharah, namun kalau bisa tak usah diumumkan ke publik. Jika Kang Emil setuju dengan hati bulat, namun hasilnya kemudian adalah nol besar, kang Emil tak malu-maluin umat dengan Istikharahnya. Jika hasilnya sukses besar, berbahagia saja diam-diam karena petunjuk dari Tuhan yang diminta tulus ikhlas ternyata benar adanya.
Oke, kembali pada status Kang Emil di tim transisi terlepas perkara sholat istikharah atau tidak. Saya pikir Kang Emil tak perlu menerima posisi tersebut di saat suasana persepakbolaan nasional kita belum kondusif dan masih terjadi tarik ulur kepentingan. Selain itu, bukan perkara mudah bagi Kang Emil untuk melumpuhkan dominasi rezim PSSI yang sudah berurat akar di klub, sesulit kita semua menghapus mafia anggaran di DPR. Mimpi siang bolong kalau ada yang menyatakan mampu menghapus itu dengan e-budgeting, roadmap dan sebagainya. Kalau menguranginya mental korupnya mungkin bisa. Inilah yang menjadi intisari perjuangan Jokowi dan semua itu mustahil ditempuh dalam semalam.
Kang Emil mesti ingat dua hal. Jika kehadiran Kang Emil di tim transisi kelak tidak membuahkan apa-apa, maka popularitas Kang Emil akan anjlok dan pemerintah lepas tangan dan tak akan sudi bertanggungjawab karena sudah ada bagiannya masing-masing. Kalaupun berhasil, emang Kang Emil akan dipuji sebagai pahlawan? Mimpi disiang bolong beneran kalau berhasil kelak Kang Emil banjir pujian.
Contoh aja pidato Jokowi. Ketika sukses malah oknum-oknum pejabat disekitar Jokowi yang pamer pada publik bahwa merekalah yang membuat pidato tersebut. Kalau pidato Jokowi banyak salahnya mereka malah ngumpet dibelakang ketum parpol masing-masing.
Nah, bagi kang Emil selaku calon pilpres unggulan di tahun 2019 mendatang bareng Anies Baswedan, Risma dan Bupati Bantaeng, mending secara halus menolak saja menjadi anggota Tim Transisi. Terlalu besar pertaruhannya bagi Akang.
Yuk Kang kita nyanyi sebelum sholat Istikharah beneran.
Maju..maju...mundur...mundur
Jangan marah-marah...mari ramah-ramah...
Baca juga:
Menpora Sholat Istikharah sebelum Menyusun Tim Transisi