Gertakan Ahok yang meminta agar BKSP dibubarkan saja karena hanya rapat dan rapat tanpa membawa perubahan berarti dalam mengatasi banjir di DKI Jakarta dan selama ini kesannya hanya menghamburkan anggaran saja akhirnya membuahkan hasil. BKSP yang dikomandoi gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, bersedia urun rembuk dan bekerjasama mengatasi banjir yang selalu membuat Jakarta kelimpungan.
Kita mesti angkat jempol pada Ahok dengan ucapan frontalnya dan juga Aher yang mau turun langsung melihat situasi sebenarnya sembari mengadakan pertemuan lintas sektoral di bendungan Katulampa, Bogor, Jawa Barat, pada Senin, 20 Januari 2014
Pertemuan yang sangat membanggakan bagi kita semua ketika semua pejabat yang berkepentingan turut hafir untuk mencari slousi bersama. Hasilnya memang melegakan. 17 kesepakatan dilakukan. Sembilan langkah terstruktur diambil seperti revitalisasi situ-situ ditargetkan rampung 2015, normalisasi Kali Ciliwung dan sodetan Cikiwung-Kanal Banjir Timur (2016), Sodetan Ciliwung-Cisadane (2017), dan pembangunan Bendungan Ciawi serta Sukamahi yang ditargetkan selesai tahun 2018. Selain itu normalisasi Kali Cisadane, sumur resapan, pembangunan dam dan konservasi tanah tetap dilakukan berkesinambungan.
Kegitan non struktural juga disepakati seperti reboisasi di daerah aliran sungai, penataan sempadan, lahan ruang terbuka hijau, dan penertiban bantaran kali.
Terobosan yang baik ini memang sangat dinantikan oleh publik. Namun harapan publik, tak terbatas pada Jokowi atau warga Jakarta saja, program ini wajib dilaksanakan bukan sekedar keputusan diatas kertas tapi ada tindaklanjutnya dilapangan.
Namun warga Jakarta jangan dulu larut dalam kegembiraan dengan kesepakatan ini. Banjir tetap akan menyapa Jakarta tiap tahun walau program ini sudah dilaksanakan. Namun debitnya tentu semakin berkurang mengingat program yang dilaksanakan selesai dalam waktu yang cukup lama. Warga Jakarta benar-benar terbebas banjir apabila proyek pembangunan Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi sesuai jadwal rampung tahun 2018 nanti.
Jadi memang sulit mengatasi banjir sendirian. Perlu kerjasama yang kuat antar warga Jakarta untuk mengalahkan fenomena alam tahunan ini. Juga jangan dikesampingkan sambutan kerjasama penanggulangan banjir yang sudah disetujui oleh perwakilan dari Jawa Barat dan Banten.
Memang informasi yang berkembang Kabupaten Tangerang dan kota Tangerang tidak hadir dalam pertemuan tersebut. Malah Walikota Tangerang pada kompas.com menolak codetan diarahkan wilayahnya. Namun perubahan sikap itu bisa saja terjadi mengingat peluang besar Rano Karno dari PDIP menggantikan posisi Atut sebagai gubernur Banten. Mustahil Rano tidak ingin rekan satu partainya, Joko Widodo, sukses membangun ibukota.
Jadi pak Jokowi, sebelum sukses itu menjadi nyata, berterima kasihlah anda pada Ahok dengan gertakannya. Terutama berterimakasih pada Banten dan Jawa Barat. Jangan dengarkan saran dari orang agar anda tidak mengucapkan terima kasih seperti saran meminta maaf sebelumnya. Jikalau mereka enggan bekerjasama dengan alasan otonomi daerah, maka dipastikan Jakarta semakin dikenal dengan banjirnya. Mereka yang kurang suka Rano atau Aher, silahkan gigit jari. Ternyata Jokowi saja merasa perlu bekerjasama dengan semua pihak, kecuali anda yang selalu menganggap mereka sebagai musuh di dunia nyata. Prok prok prok!
Referensi :
Hasil Rembuk Banjir di Katulampa