Mohon tunggu...
Erwin Alwazir
Erwin Alwazir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Karyawan Swasta

Rayakan Kata dengan Fiksi, Politik, Humaniora dan keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Bentuk Tim Independen, Wantimpres Kurang Dipercaya?

28 Januari 2015   01:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:15 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menarik. Jokowi membentuk tim Independen untuk membantunya mengatasi kisruh KPK-Polri.  Tim ini di isi  7 tokoh nasional yang sudah teruji integritasnya. Konon jumlahnya akan  bertambah dua lagi agar pamornya  agak mendekati tokoh-tokoh sejarah dengan label “Wali Songo”. Pada beberapa kasus, angka “sembilan” memang dianggap keramat. Penuh keberuntungan, kecuali bagi pengurus teras PSSI. Tim Sembilan yang digagas Menpora justeru dianggap sebagai malapetaka karena negara dengan kesombongannya dianggap mulai mengintervensi statuta.

Respon dibentuknya tim independen ini memang beragam. Satu pihak menyatakan Jokowi telah memilih langkah yang cerdas karena enggan menyelesaikan masalah  yang diciptakannya sendiri.Logikanya memang, Jokowi yang memulai untuk menaikan karir BG, mestinya Jokowi juga yang mengakhirnya.Mungkin dengan cara membatalkan pencalonan tersebut, bukan menggantung persoalan sehingga KPK terkena imbas dengan ditetapkannya BW menjadi tersangka.

Tapi sekarang ketika Kisruh dua lembaga institusi yang sebenarnya terhormat ini malah melebar kemana-mana. Saya selaku rakyat yang “tidak jelas” menjadi kebingungan dan susah juga mencari alasan penjelas lainnya jika ditanya siswa kenapa KPK-Polri bertengkar? Paling saya jawab, tunggu saja informasinya dari “rakyat jelas” yang ada di pengadilan kelak. Kalau bertanya dengan menteri malah tambah bingung wong menterinya saja bekerja dan ngomongnya tak jelas.

Bagaimana kalau bertanya dengan Tim Independen? Usul yang baik. Jokowi saja terpaksa menggunakan “jasa” tim independen ini sebelum mengambil keputusan kelak.Hebatnya Jokowi di sini, berusaha meminjam sebuah keputusan dari tangan tim yang dibentuknya. Tak masalah. Anggap saja tim indepemdem ini Wantimpres tandingan setelah Jokwo menyadari Wantimpres yang asli dipenuuhi oleh orang-orang Parpol. Khawatirnya nanti Jokowi kembali “dibisiki” dan mengambil keputusan yang salah seperti kasus pengangkatan BG, ujung-ujungnya yang disalahkan publik malah Kompolnas. Iya, kan?Okelah kalau Kompolnas tak bisa berkutik dengan pandangan negatif tersebut. Jikalau kelak justeru Tim Independen ini yang balik disalahkan, wah kayaknya Jokowi mengajak rakyat mengumandangkan #SaveJokowi&RI. Pintu masuk ideal bagi KMP.  Iya, kan?

Bisa saja kekhawatiran itu terwujud. Orang-orang yang dijadikan tim independen rata-rata cenderung pro pada KPK. Pastinya keputusan mereka walau kedua institusi sama-sama menerima, kecenderungan untuk menyalahkan KPK lumayan nihil. Tak percaya? Googling saja respons mereka saat mengomentari kasus 3B (BG,BW dan BW satunya lagi)

Pertanyaan menariknya, kenapa Jokowi masih menaruh kepercayaan pada mereka? kan ada Wantimpres yang tugasnya memberikan saran dan pertimbangan pada presiden.

Saya kurang tahu pasti. Namun menurut mantan Ketum PP Muhammadiyah, A Syafi’i Ma’rif, Jokowi nampaknya mulai “siuman”. Tafsiran saya, “siuman” di sini pertanda Jokowi mulai menyadari banyaknya orang yang kasak-kusuk disekitarnya. Untuk menepis itu terpaksa Jokowi harus mencari sosok-sosok orang yang berintegritas seperti anggota tim independen tersebut. Artinya Jokowi kurang kurang yakin dengan Wantimpres yang rata-rata dhiasi wajah parpol?

Mungkin saja. Tapi saya “rakyat tak jelas”. Jadi silahkan  tafsirkan sendiri!

Baca Juga :

Tim Tujuh, Tokoh Muhammadiyah : Jokowi Sudah Siuman

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun