Mohon tunggu...
Erwin Alwazir
Erwin Alwazir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Karyawan Swasta

Rayakan Kata dengan Fiksi, Politik, Humaniora dan keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gara-gara Imam, Rhoma Siap Cerai dengan PKB

27 April 2014   00:36 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:09 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jumpa pers Riforri (Sumber : detik.com)

[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Jumpa pers Riforri (Sumber : detik.com)"][/caption]

Benarlah asumsi sebagian pihak, syahwat politisi partai Islam itu sangat tinggi dan cenderung memaksakan diri dengan ego masing-masing. Kalau tempo hari keluarga besar PPP yang terbuai dengan tarian syahwat para elitnya, kini giliran PKB yang mulai diterpa isu “perceraian” antar pendukung. Soal apa lagi kalo bukan kejengkelan abang saya H. Rhoma Irama yang merasa dirinya hanya dijadikan alat pendulang suara dengan pencapresannya.

Isyarat Bercerai dengan PKB , namun  siap rujuk kembali bila  elit PKB  kembali pada komitmen awal mengenai pencapresan Rhoma, dilontarkan oleh timses Rhoma Irama saat menggelar jumpa pers di markas Rhoma Irama for RI (Riforri) di Jl Dewi Sartika, Cawang, Jakarta Timur (26/4/2014).

Para relawan Rhoma yang tergabung dalam Riforri mencetuskan 3 ancaman yang salah satunya menyatakan Rhoma akan menarik dukungannya bila PKB tidak konsekuen dengan kesepakatan pencapresan Rhoma sebelumnya. Tak main-main, Riforri menyatakan siap bercerai dengan PKB jika pencapresan Rhoma tidak dilakukan atau PKB sengaja meninggalkan Rhoma saat menentukan arah koalisi partai.

Apa yang terjadi pada PKB dengan manuver Muhaimin yang menemui Jokowi untuk membahas rencana koalisi  antar mereka dengan syarat-syarat tertentu, memang mirip dengan kelakuan Suryadharma Ali selaku pucuk pimpinan PPP yang rela melanggar prosedur partai demi memanjakan syahwatnya dengan mendukung Prabowo. Cuma bedanya SDA suka mengcopas prinsip Jokowi yang enggan berkoalisi atas dasar bagi-bagi jabatan, kecuali hanya kamuflase politik saja, sedangkan Muhaimin terang-terangan menganggap tidak realistis koalisi dibangun tanpa mendapatkan imbalan, misalnya sebagai wapres atau “hadiah”  dukungan dengan mendapat  sekian kursi menteri.

Perangai politisi Islam yang gemar syahwat kekuasaan inilah yang membuat rencana mereka berkoalisi sering mentok. Kesannya mereka selalu ingin tampil paling depan karena mungkin merasa paling alim ngajinya, paling panjang doanya, paling melengking khotbahnya. Pokoknya serba “paling” karena merasa paling banyak suaranya. Padahal rakyat tahu persentase suara mereka faktanya ada digerbong paling belakang jika PKPI dan PBB benar-benar “raib” di Parlemen.

Aneh, kalau semuanya berebut jadi Imam lalu Makmumnya siapa?

Terlalu!

Referensi :

Timses : Rhoma Irama Akan Ceraikan PKB

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun