[caption id="" align="aligncenter" width="582" caption="Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Wilayah Indonesia dalam bayangan pelajar Amerika Serikat menyusut, banyak pulau terlupakan (Zak Ziebell /kompas.com)"][/caption]
Dulu saat SD selain Matematika saya paling menyukai pelajaran IPS. Apalagi saat itu dikenal juga pelajaranpeta buta. Seperti namanya, materi ini lengkap dalam satu paket buku. Semua benua, lautan, pulau, negara, dan bentang alam lengkap tersaji berdasarkan urutan materi.
Pertama tentu pengenalan singkat dahulu apa yang dimaksud dengan peta dan fungsinya dalam kehidupan. Setelah itu baru kita berpindah ke materi lain. Semuanya berisi peta yang hanya terdiri dari gambar dengan skala tertentu, angka dan huruf. Paling bnayak dua digit. Kita diminta menjawab, misalnya kota apa yang ditunjuk angka 10 dan seterusnya.
Beruntunglah saya sangat menyukai pelajaran peta buta tersebut. Praktis saat kelas 6 SD saya banyak tahu nama sungai, danau, gunung, bandara, gurun, negara, propinsi dan bentang alam yang disajikan secara hitam putih tanpa terjun menjelajahinya. Jika ada yang bertanya, saya dapat menunjukkannya dengan cepat. Makanya Jadi juara 1 lomba peta buta se-kecamatan saat SD dulu. Bangganya diberi hadiah sepatu baru oleh pak Camat. Hehehehe.
Nah, begitu senangnya dengan pelajaran peta buta, sampai sekarang pun saya masih ingat ilmu yang didapat waktu SD dahulu. Sering saya pamer dengan siswa didepan kelas dan meminta mereka melihat peta dunia yang terpampang di kelas. Saya tantang mereka menguji kemampuan saya melacak bentang alam yang dimaksud. Alhamdulillah, banyak benarnya. Yang salah Cuma ketika siswa meminta saya mencari kota kecil yang nyaris tak terdengar di Indonesia. Tentu tak sejauh itu pengetahuan yang saya miliki. Cuma setingkat kabupaten sampai ke atas saja yang saya tahu. Hehehe lagi.
Sekarang, seandainya saya diminta membuat peta Indonesia tanpa melihat gambar yang ada, saya masih sanggup membuatnya walau bentuknya dianggap ‘melecehkan’ skala. Yang jelas hasilnya mungkin tak kalah dengan E-KTP yang menghilangkan Bali dalam peta tersebut. Artinya, ilmu yang kita peroleh saat SD dulu sangat membekas hingga kini. Pemahaman kita dulu, yang pernah mempelajari peta buta terhadap negeri ini jauh lebih baik dari sekarang.
Yang membuat saya khawatir, dengan dihilangkannya pelajaran IPS di SD, dan minimnya perhatian anak kita menyangkut wilayah sendiri baik di jenjang SMP dan SMA, masihkah ada rasa kebanggaan mereka terhadap negeri ini suatu hari nanti? Masihkah mereka mengenali wilayah negara sendiri dan menggambarnya dalam bentuk peta? Coba bapak dan ibu guru atau orang tua sesekali minta anak kita menggambar peta Indonesia. Jangan-jangan Singapura diapit Selat Sunda.
Dibawah ini gambar peta Indonesia versi pelajar Amerika yang kami kutip dari kompas.com.
[caption id="" align="aligncenter" width="621" caption="Â Â Â Â Â Salah satu hasil gambar pelajar Amerika Serikat. Indonesia hanya terdiri atas Sumatera dan Jawa (Zak Ziebell/kompas.com)"]
Hebat bukan? Seperti itulah yang digambar anak kita kalau kita semua tak peduli masalah ini.
Rujukan :
Inilah Wilayah Indonesia Dalam Bayangan Pelajar Amerika
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H