Melihat rekam jejaknya yang banyak menghabiskan waktu di dunia entertainment, saya percaya ungkapan beliau dulu, hanya kelakar semata. Mungkin dia jenuh melihat masyarakat sering bertikai dan kerap berpecah-belah. Lalu terkaget-kaget setelah kata "bokep" mendadak naik daun dan masyarakat bersatu menolaknya. Maka lahirlah sindiran tersebut.Â
"Ternyata gampang, ya, untuk menyatukan rakyat negeri ini. Cukup dengan bokep!" Begitu mungkin yang terlintas di kepalanya.Â
Blash, banyak yang tak terima dan itu sangat wajar. Kelakar dianggap serius, seriuspun dikelakarin.
Tapi tetap saja walau sekedar kelakar, quote Iman tersebut sangat tak pantas diruangpublikkan. Dia punya potensi untuk menjadi sosok terkenal dibidangnya. Mereka yang memiliki potensi tentu tak akan sembarangan bicara. Semua ucapan bisa nyeleneh bisa balik menyerang di kemudian hari.
Kasus ini terbukti pada Iman Brotoseno. Setelah beliau menjadi orang pertama di TVRI, apa yang diucapkannya dulu kembali diungkit  pihak lain yang mungkin kecewa dengan pengangkatannya . Tugasnya memberi tontonan yang bermutu dan mendidik bagi rakyat sedikit banyak menimbulkan pesimistis di mata warga TVRI.
Tak hanya sekedar memboikot TVRI, publik berhak meminta Iman turun dari kursi 'seksi'-nya jika kelak bikin 'quote' baru yang lebih nyeleneh dan bikin kehebohan baru. Bukan itu tujuan TVRI.Â
Karena itu kita mesti mengawasi Pak Iman secara berjamaah. Cukup teriak, "Ingat, Pak Iman, TVRI itu adalah alat pemersatu bangsa, bukan alat pemersatu Syahwat. Â Kalo yang terakhir namanya bukan TVRI, tapi TV-ngeRI!"
Nah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H