Mohon tunggu...
Erwin Alwazir
Erwin Alwazir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Karyawan Swasta

Rayakan Kata dengan Fiksi, Politik, Humaniora dan keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dimas Kanjeng di Jeruji, Ahok Tak Lagi Sakti

7 Oktober 2016   01:21 Diperbarui: 7 Oktober 2016   15:24 2160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tapi kini, setelah namanya resmi ditetapkan sebagai cagub oleh KPU DKI. Busyet, kesaktian Ahok kayaknya mulai memudar seperti buyarnya kesaktian Dimas Kanjeng setelah jin asuhannya kena gas air mata aparat. Karakter Ahok berubah drastis. Dulunya sangar sekarang kalem. Dulunya humoris sekarang serius.  

Penyebabnya mungkin karena ia tak lagi menjadi dirinya sendiri. Ahok seperti “disetir” sebuah perjanjian tak tertulis. Isinya mungkin “Dilarang ngomong sembarangan dan serampangan, jangan mengomentari sesuatu yang tak perlu, jangan berpanas-panas terus agar tetap kelihatan putih,...dan jangan main hujan nanti masuk angin. Praktis Ia seolah menjadi petugas partai saja. Andai ia konsisten dengan jalur independennya, mungkinkah kesaktian itu abadi? Bisa jadi. Faktanya, setelah mengabaikan jalur independen, elektabilitas Ahok dari hari ke hari trennya mulai menurun, tidak berbanding lurus dengan program  Tax Amnesty Jokowi yang dinilai tersukses sedunia. Sangat disayangkan. Ahok seperti tergoda dengan parpol dan menggadaikan kesaktian  yang sudah dipeliharanya selama ini. Kesaktian Dimas Kanjeng hanyalah dongeng semata. Sementara kesaktian Ahok sudah terukur melalui kinerja dan ocehannya. Akankah ia mengalami nasib yang sama seperti Dimas Kanjeng? Entahlah.

Fenomena kesaktian seorang Dimas Kanjeng dan Ahok memang menguras perhatian banyak orang Namun dari sini kita, sekali lagi,  seperti diajarkan agar tak terlalu memercayai segala hal yang berbau kesaktian. Hukum kadaluarsa berlaku juga. Tak selamanya orang itu sakti mandarguna. Semua ada batasnya, seperti berbatasnya langit dan bumi atau ada batasnya antara hidup dan mati. Pada saatnya kesaktian akan pudar. Pada waktunya kemandragunaan akan buyar. Maka hidupkanlah akal. Bicara dengan akal dan berbuat dengan akal. Awas, jangan main akal-akalan. Sang pencipta tak mengenal kantuk!

Salam tidak sakti!

Update informasi : Konon Ahok sudah kembali dengan kesaktiannya di pulau seribu. Orang menyebutnya pelecehan. Saya lebih suka menyebutnya blunder dan kurang etis. Secepatnya ane opinikan. Mumpung Jin Dimas Kanjeng  lagi sohiban sama ane. 

Salam sedikit sakti!  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun